Kemenperin Genjot Daya Saing Industri Karet dan Plastik Lokal

Selasa, 09 Juli 2019 | 21:07 WIB
Kemenperin Genjot Daya Saing Industri Karet dan Plastik Lokal
Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kemenperin, Achmad Sigit Dwiwahjono. [Suara.com/Muslimin]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Perindustrian memasukkan industri plastik dan karet sebagai sektor prioritas untuk pengembangan rencana pembangunan industri nasional (Ripin) 2015 – 2023.

Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kemenperin, Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan industri plastik dan karet dalam negeri memiliki kualitas baik, sesuai standar, sehingga mampu bersaing dengan produk impor.

"Industri plastik dan karet merupakan dua sektor yang strategis dengan karakteristik yang berbeda. Keduanya merupakan industri vital dengan ruang lingkup hulu hingga hilir, memiliki variasi produk yang sangat luas, serta selalu dibutuhkan oleh sektor industri lainnya sehingga masih potensial dikembangkan," ujar Sigit, Selasa (9/7/2019).

Menurutnya, kedua produk karet dan plastik bisa dikembangkan di sektor industri kemasan untuk makanan, kosmetik, elektronik dan otomotif.

Baca Juga: Pelaku Industri Karet dan Plastik di Seluruh Dunia Bakal Kumpul di Sini

Oleh karena itu, pihaknya mendorong agar industri menyerap bahan baku karet alam dalam negeri yang melimpah secara maksimal.

Dengan jumlah produksi karet sekitar 3,5 juta ton per tahun, Kemenperin mendorong penyerapan bahan baku karet. Salah satunya dengan teknologi aspal karet dengan menggandeng Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

"Ada juga teknologi aspal karet kerjasama dengan kementerian PU dalam rangka karet digunakan untuk dibuat aspal karet dan diaplikasikan di jalan tol di indonesia," terangnya.

Kemudian untuk memaksimalkan penyerapan karet, pihaknya menciptakan cabang industri baru seperti industri ban pesawat dan vulkanisir pesawat terbang yang berpotensi menyerap karet alam dan menghasilkan devisa nasional serta menekankan pada teknologi industri 4.0.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI