Suara.com - Running text atau teks berjalan yang diduga bermuatan politik di Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq, Cawang, Jakarta Timur sempat menghebohkan jagat media sosial. Teks berjalan tersebut ternyata ada setelah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait PHPU Pilpres 2019 yang menolak semua gugatan yang diajukan pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
Hal itu diungkapkan Agung seorang petugas pengurus Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq. Agung mengatakan teks berjalan yang berisi soal imbauan kecurangan itu ada setelah putusan MK.
"Running text ada setelah ada putusan MK. Kalau biasanya hanya tulisan selamat datang, khatib Jumat siapa, donasi-donasi, kalau hari raya ucapan selamat," kata Agung saat ditemui Suara.com di Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq, Cawang, Jakarta Timur, Jumat (5/7/2019).
Hal itu juga dibenarkan oleh Tim Media Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq, Mehdi. Menurutnya, teks berjalan tersebut ada sekitar seminggu yang lalu atau sebelum putusan MK yang jatuh pada 27 Juni 2019 lalu.
Baca Juga: Viral! Running Text Masjid di Cawang Diduga Bermuatan Politik
Namun, Mehdi menerangkan bahwa kalimat imbauan soal kecurangan dalam teks berjalan tersebut sebenarnya merupakan terjemahan dari surat Al-Muthaffifin. Mehdi pun menegaskan bahwa tidak ada maksud lain apalagi ada afiliasi dengan politik salah satu kelompok.
"Jika memang ada yang kebetulan dengan momen putusa MK ya itu hanya kebetulan saja, enggak ada keterkaitan khusus dan kami berlepas diri dari persepsi orang masing-masing. Tapi sebenarnya Kalimat itu adalah salah satu makna dari tafsiran surat Al-Muthaffifin," tutur Mehdi.
Mehdi mengatakan, kalimat dalam teks berjalan di Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq itu sendiri selalu berganti-ganti. Adapun, isi dari teks tersebut di antaranya terkait ajakan solat dan berbagai informasi terkait kegiatan di Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq.
"Sebenarnya imbauan itu bukan soal kecurangan aja, tetapi soal ibadah, amaliah yang lain juga ada, dan berganti-ganti tiap harinya," ungkapnya.
Setelah sempat viral, aparat kepolisian dari Polsek Jatinegara lalu menyambangi pengurus masjid untuk meminta agar running text yang diduga bermuatan politik itu dihapus. Alasannya, pesan tersebut bisa memicu keresahan di masyarakat.
Baca Juga: Soal Peretasan Running Text, Walkot Semarang: Ada Orang Iseng
Diketahui, Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq sempat menjadi viral setelah beredar rekaman video menampilkan running text masjid tersebut. Dalam running text itu muncul tulisan "Yang curang pasti celaka, yang curang pasti celaka". Penayangan kalimat tersebut diulang sebanyak dua kali.
Selanjutnya, muncul tulisan baru yakni "Yang menangkan belum tentu mulia, yang kalah belum tentu hina. Yang curang pasti celaka".
Tulisan-tulisan tersebut belakangan sering muncul pasca-putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak seluruh dalil gugatan Prabowo Subianto - Sandiaga Un