Suara.com - Running text atau teks berjalan yang diduga bermuatan politik di Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq, Cawang, Jakarta Timur, kini telah dihapus. Teks berjalan tersebut dihapus setelah beredarnya video viral di media sosial.
Dari pantauan Suara.com, Jumat (5/7/2019), teks berjalan yang berada di depan Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq kini hanya menampilkan kalimat ucapan selamat datang. Selain itu, terdapat pula keterangan mengenai khatib dan imam yang bertindak pada solat Jumat hari ini.
Pengurus Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq, Agung mengatakan teks berjalan yang diduga bermuatan politik itu telah dihapus sejak Rabu (3/7) lalu. Agung mengungkapkan sempat ada aparat kepolisian dari Polsek Jatinegara yang datang menemui pengurus masjid.
"Kebetulan setelah viral ada aparat kepolisian ke sini dari Polsek Jatinegara diimbau lah, akhirnya ya dihapus," tutur Agung saat ditemui di lokasi.
Baca Juga: Viral! Running Text Masjid di Cawang Diduga Bermuatan Politik
Senanda dengan, Agung, Tim Media Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq, Mehdi pun membenarkan. Mehdi menerangkan teks berjalan tersebut dihapus atas pertimbangan lantaran ada beberapa masyarakat yang mengaku resah.
"Betul (ada aparat kepolisian yang datang), tapi sebetulnya bentuknya bukan pemeriksaan atau interogasi tapi lebih kepada mengklarifikasi. Mungkin karena memang ada keresahan dari sebagian masyarakat yang meminta untuk dihilangkan ya akhirnya kami atas pertimbangan satu dan lain hal ya kita hilangkan," tutur Mehdi.
Jagat media sosial sempat dihebohkan dengan beredarnya video yang menampilkan teks berjalan di Masjid Abu Bakar Ash Shiddiq, Cawang, Jakarta Timur yang diduga bermuatan politik.
Video tersebut diunggah melalui akun Twitter @dwiyana_dkm. Video tersebut merekam tiap tulisan yang muncul dari running text yang dipasang di bagian depan masjid.
Dalam video berdurasi 42 detik tersebut, awalnya tulisan dalam running text berisi ucapan selamat datang. Namun, setelah ucapan selamat datang tersebut langsung berganti dengan tulisan bermuatan politik yang menggambarkan Pilpres 2019.
Baca Juga: Soal Peretasan Running Text, Walkot Semarang: Ada Orang Iseng
"Selamat datang di Masjid Abu Bakar Ash Shiddiq Cawang Otista. Yang menang belum tentu mulia, yang kalah belum tentu hina," demikian tulisan yang muncul dalam running text seperti dikutip Suara.com, Kamis (4/7/2019).
Setelah itu, muncul tulisan "Yang curang pasti celaka, yang curang pasti celaka". Penayangan kalimat tersebut diulang sebanyak dua kali.
Selanjutnya, muncul tulisan baru yakni "Yang menangkan belum tentu mulia, yang kalah belum tentu hina. Yang curang pasti celaka".
Tulisan-tulisan tersebut belakangan sering muncul pasca-putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak seluruh dalil gugatan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.