Suara.com - Banyaknya serangan terhadap kemampuan bahasa Inggris Presiden Joko Widodo (Jokowi) turut menjadi perhatian untuk budayawan Sujiwo Tejo.
Ia menyuarakan pendapatnya tentang beragam kritik tersebut melalui cuitan pada Kamis (4/7/2019) kemarin.
Sujiwo Tejo menilai, kualitas pemimpin negara tak bisa diukur dengan kemampuannya menggunakan bahasa Inggris.
Menurut eks wartawan harian Kompas itu, seharusnya masyarakat mengkritik pemerintahan Jokowi, bukan bahasa Inggris-nya.
Baca Juga: Reaksi Karni Ilyas Disebut Pro Prabowo, Mahfud MD Jokowi oleh Sujiwo Tejo
Dirinya beranggapan bukan presiden yang perlu menguasai bahasa Inggris sebagai hal paling utama, melainkan staf ahli, peneliti, atau dosen.
Di akhir cuitannya, Sujiwo Tejo mengajak masyarakat untuk berlaku adil pada Jokowi. Meski begitu, ia mengaku bukan pendukung Jokowi.
"Aku bukan pendukung Pak Jokowi atau siapa pun. Tapi kalau mau ngritik Presiden Jokowi kritiklah kepresidenannya. Kemampuan berbahasa Inggris bukan ukuran kepresidenan, Cuk. Itu ukuran staf ahli, peneliti, dosen, dll. Mari kita fair pada Presiden Jokowi atau siapa pun. Suwun," ungkap @sudjiwtedjo.
Sejak menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Osaka, Jepang pada akhir Juni kemarin, kemampuan bahasa Inggris Jokowi mendapat banyak sorotan.
Sejumlah warganet mencemooh dan menganggap Jokowi kurang pantas menjadi presiden karena tak lancar berbahasa Inggris.
Baca Juga: Bahas Pilpres 2019, Sujiwo Tejo Ibaratkan Pemenang sebagai Selingkuhan