Suara.com - Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) memperingatkan adanya peningkatan insiden anti-Muslim di Sri Lanka.
"OKI telah memantau situasi umat Islam di Sri Lanka dengan seksama," kata organisasi beranggotakan 57 negara dalam sebuah pernyataan.
Kelompok yang berbasis di Jeddah itu menyuarakan keprihatinannya atas intimidasi, retorika anti-Muslim, dan ujaran kebencian yang disampaikan oleh kelompok-kelompok tertentu di negara itu.
OKI mendesak pemerintah Sri Lanka untuk melawan penyebaran ujaran kebencian dan intoleransi, sambil menjamin keamanan dan keselamatan komunitas Muslim di Sri Lanka.
Baca Juga: Rusuh Anti Islam, Perusuh Bakar Pabrik Milik Muslim di Sri Lanka
Kelompok tersebut juga menegaskan kembali ajakan perlawanan terorisme dan eksterisme dalam segala bentuk dan manifestasinya.
"Terorisme tidak memiliki agama. Masyarakat tidak seharusnya menderita karena tindakan para ekstremis," tegas OKI seperti dilaporkan kantor berita Anadolu.
Muslim di Sri Lanka yang jumlahnya sekitar 9,2 persen dari populasi, telah menghadapi ujaran kebencian setelah sembilan pengebom bunuh diri melancarkan serangan di beberapa gereja dan hotel pada 21 April.
Aksi teror itu telah menewaskan lebih dari 250 orang dan menyebabkan 500 lainnya luka-luka.
Sehari setelah serangan itu, pemerintah Sri Lanka mendeklarasikan masa darurat selama dua bulan.