Suara.com - Jagat media sosial dibuat heboh dengan beredarnya video yang menampilkan running text atau teks berjalan di Masjid Abu Bakar Ash Shiddiq, Cawang, Jakarta Timur. Running text di depan masjid tersebut disebut bermuatan politik.
Video tersebut diunggah melalui akun Twitter @dwiyana_dkm. Video tersebut merekam tiap tulisan yang muncul dari running text yang dipasang di bagian depan masjid.
Dalam video berdurasi 42 detik tersebut, awalnya tulisan dalam running text berisi ucapan selamat datang.
Namun, setelah ucapan selamat datang tersebut langsung berganti dengan tulisan bermuatan politik yang menggambarkan Pilpres 2019.
Baca Juga: Usai Temui JK, Ma'ruf Amin Dibekali Bahan-bahan Tugas Wapres
"Selamat datang di Masjid Abu Bakar Ash Shiddiq Cawang Otista. Yang menang belum tentu mulia, yang kalah belum tentu hina," demikian tulisan yang muncul dalam running text seperti dikutip Suara.com, Kamis (4/7/2019).
Setelah itu, muncul tulisan "Yang curang pasti celaka, yang curang pasti celaka". Penayangan kalimat tersebut diulang sebanyak dua kali.
Selanjutnya, muncul tulisan baru yakni "Yang menangkan belum tentu mulia, yang kalah belum tentu hina. Yang curang pasti celaka".
Tulisan-tulisan tersebut belakangan sering muncul pasca-putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak seluruh dalil gugatan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
Banyak para pendukung Prabowo-Sandiaga yang kecewa terhadap keputusan MK dan menuding Jokowi - Maruf menang dengan cara curang.
Baca Juga: Andi Arief Sebut Oposisi Jangan Merasa Pasti Masuk Surga, Sindir Siapa?
Tak heran, banyak pendukung yang seringkali menggunakan ungkapan tersebut untuk menggambarkan kekecewaan mereka.
Video running text bermuatan politik tersebut mendadak viral dan menjadi sorotan warganet.
Banyak warganet yang meminta agar pihak kepolisian bisa segera menindak, sebab tempat ibadah bukan menjadi tempat berpolitik.
Namun, tak sedikit pula warganet yang menilai tulisan di running text terebut merupakan hal biasa. Sehingga tidak perlu dibesar-besarkan.
"Masjid? Astagfirullah... Ini lho penistaan tempat ibadah yang sesungguhnya dengan menebar kebencian, memupuk permusuhan. Masih ribuan hal yang busa dijadikan kalimat dakwah, masih banyak pilihan kebaikan yang bisa dilakukan," kata @akoesukasate.
"Kata-katanya gak ada yang salah, benar semua," ujar @ayu65376005.
"Eneg banget gue, bawa-bawa agama mulu," ungkap @nanaannisa26.
"Kok masjid dijadikan untuk provokator? Bukan ngajak damai setelah Pilpres dan keputusan MK? Pantaskah seperti ini? Miris," tutur @resjarif17.