Suara.com - Pencarian Helikopter MI-17 milik TNI AD dihentikan sementara karena cuaca buruk. Helikopter MI-17 milik TNI AD hilang kontak pada 28 Juni 2019 setelah lepas landas dari Bandara Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang.
Wakil Kepala Penerangan Kodam (Wakapendam) XVII/Cenderawasih Letkol Inf Dax Sianturi mengatakan cuaca yang buruk menyebabkan Tim SAR gabungan tidak bisa melakukan pencarian melalui udara.
"Kondisi geografis daerah Pegunungan Bintang yang sangat susah dijangkau ditambah alam dan cuaca yang berubah-ubah menjadi penghambat pencarian helikipter yang hilang ini," katanya di Jayapura, Rabu (3/7/2019).
Menurut Letkol Dax, cuaca kurang mendukung untuk melakukan pencarian melalui udara, karena cuaca di Jayapura dan Sentani kini tengah hujan lebat, kemudian cuaca di Oksibil Pegunungan Bintang dilaporkan berawan tebal.
Baca Juga: Pencarian Helikopter MI 17 Dimaksimalkan Lewat Jalur Udara
"Tim SAR gabungan hanya sempat melakukan satu kali 'searching flight' atau penerbagan pencarian dengan waktu penerbangan kurang lebih 40 menit, karena cuaca memburuk, sehingga penerbangan harus kembali," ujarnya.
Dia menjelaskan untuk Tim SAR gabungan yang melakukan penyisiran lewat darat memfokuskan di Distrik Okbape Kabupaten Pegunungan Bintang sesuai informasi dari masyarakat yang kemungkinan helikopter tersebut melintasi distrik tersebut.
"Tim SAR gabungan masih memantau perkembangan baik pencarian melalui darat dan udara menunggu cuaca membaik kembali. Pangdam XVII/Cenderawasih belum pernah memberikan opsi untuk menghentikan pencarian," katanya.
Sebelumnya, Helikopter MI-17 milik (Penerbad) TNI AD hilang kontak sesaat lepas landas dari Bandara Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, menuju Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura.
Pesawat dilaporkan membawa 12 orang terdiri dari tujuh orang kru dan lima orang personil Satgas Yonif 725/Wrg yang akan melaksanakan pergantian pos. (Antara)
Baca Juga: 3 Helikopter Pengebom Hilir Mudik di Langit Riau, Ada Apa?