Suara.com - Eksistensi Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Osaka, Jepang, Jumat (28/6/2019) lalu, dicemooh pengguna Twitter.
Dengan mengunggah potongan video siaran berita dari stasiun TV Jepang, si pengunggah mengatakan bahwa Jokowi ditertawakan karena durasi pidatonya hanya satu menit.
"Lihat Berita TV Jepang, ada salah satu materi yang menarik, TV ini menghitung durasi pidato para memimpin G20 summit. Yang sangat unik ada satu pemimpin yang durasi pidatonya hanya sekitar 60 detik atau 1 menit. Pembawa acara dan bintang tamu tertawa semuanya. Negara itu Indonesia," cuit @hambastari1, Senin (1/7/2019).
Warganet kemudian ikut membagikan kicauan itu, hingga saat ini telah di-retweet lebihd ari tiga ribu kali dan disukai lebih dari empat ribu akun Twitter.
Baca Juga: Di KTT G20, Jokowi Bicara Pendidikan dan Pemberdayaan Perempuan
Padahal, penyiar berita tersebut tidak sedang membahas durasi pidato masing-masing kepala negara yang hadir di KTT G20.
Angka-angka yang tercantum di papan yang dipegang penyiar Shinichiro Azumi menunjukkan durasi pertemuan masing-masing kepala negara dengan Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe.
Di papan itu terlihat durasi pertemuan terlama dengan Shinzo Abe dipegang oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron, yakni hingga 87 menit, kemudian diikuti Presiden Rusia Vladimir Putin, yang menghabiskan waktu selama 82 menit untuk berbicara dengan Shinzo Abe.
Sementara itu, pertemuan paling sebentar Shinzo Abe adalah dengan Jokowi, yaitu hanya satu menit.
"PM Abe pasti lelah ya kerja keras di pertemuan G20 kemarin, tapi sayang, tidak ada pertemuan dengan Kepala Negara Korea Selatan, sementara dengan Presiden Indonesia Jokowi hanya satu menit," komentar Shinichiro Azumi.
Baca Juga: 5 Berita Populer: Jokowi Diapit Wanita di KTT G20, Sandiaga Nyemplung Sawah
Pelawak Takeshi Beat, yang juga berada di studio, lalu menimpali, "Kalau pertemuan antara dua orang saja, bicara cuma beberapa detik ya langsung selesai."
Shinichiro Azumi lalu menduga bahwa Jokowi dan Shinzo Abe hanya membahas kesepakatan ekonomi.
"Ada penerjemahnya kan? Mungkin isi pertemuan itu hanya konfirmasi soal kesepakatan ekonomi kedua negara," ujarnya.