Suara.com - Memasuki musim panas untuk negara-negara di belahan bumi utara, banyak orang memilih untuk menghabiskan waktu mereka dengan berlibur ke pantai atau berenang agar tetap sejuk.
Meski begitu, di tahun 2019 ini, beberapa negara Eropa dikabarkan mengalami gelombang panas ekstrem.
Lewat akun BBC Weather di Twitter, disebutkan jika suhu udara di Perancis telah mencapai 41,5 derajat Celcius dan 38,5 derajat di Jerman.
Akibat gelombang panas ini, warga Eropa pun diimbau untuk berhati-hati saat ingin berenang atau berendam dalam air demi menyejukkan diri.
Baca Juga: Perancis Jadi Negara yang Tidak Percaya Vaksin itu Aman
Hal ini dikarenakan ada 3 orang di Perancis yang dilaporkan meninggal dunia akibat berenang saat udara panas seperti dilansir dari Unilad.
Walau berenang saat udara panas memang menyegarkan, hal ini ternyata dapat menimbulkan kondisi yang disebut hydrocution.
Kondisi ini muncul saat seseorang yang berada di tempat bersuhu panas tiba-tiba masuk ke dalam air dingin dan mengalami penyempitan pembuluh darah.
Akibat kondisi ini, seorang pria berumur 70 tahun di Perancis yang tengah berenang di pantai dikabarkan meninggal. Selain itu, ada pula dua orang lainnya yang mengalami hal serupa.
Perancis sendiri sebelumnya sudah menyatakan bahwa mereka memang akan membuka lebih banyak kolam renang demi mengatasi gelombang panas yang terjadi.
Baca Juga: Perancis Larang Perempuan Berhijab Antar Anak ke Sekolah
Selain itu, mereka juga akan meletakkan lebih banyak air mancur dan mesin pendingin di sekitar kota.
Namun, setelah insiden tewasnya warga akibat berenang di udara panas, Perancis pun kini mengingatkan warga untuk masuk ke dalam air perlahan-lahan dan membiarkan tubuh menyesuaikan suhu sebelum berenang.