Suara.com - Sekretaris Jenderal Partai Berkarya Priyo Budi Santoso mengatakan kalau partai pendukung yang tergabung ke dalam Koalisi Indonesia Adil dan Makmur akan duduk satu meja untuk membicarakan nasib koalisi pasca putusan sidang gugatan sengketa Pemilihan Presiden 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK).
Priyo menjelaskan banyak masukan yang disampaikan untuk menentukan masa depan Koalisi Indonesia Adil dan Makmur. Salah satunya ialah untuk bersatu tanpa melihat siapa yang menang ataupun kalah.
"Ada yang usulkan, agar ya sudah siapapun yang menang, bersatu. Itu pendapat bagus," jelas Priyo di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Kamis (27/6/2019).
Namun, Priyo memandang apabila ada peleburan antara kubu Prabowo dengan Jokowi, maka yang dihasilkan ialah satu koalisi yang gemuk.
Baca Juga: MK: Dalil Pelangggaran TSM Kubu Prabowo Tak Beralasan Hukum
Seperti diketahui, Jokowi - Maruf Amin didukung oleh sembilan partai politik. Sedangkan Prabowo - Sandiaga didukung empat partai politik yakni Partai Gerindra, PKS, PAN dan Demokrat.
Menurutnya apabila koalisi malah dalam kondisi gemuk, malah akan melahirkan demokrasi yang tidak baik. Karena itu Priyo enggan menyarankan usulan tersebut.
"Ada beberapa temen yang bermazhab itu. Ya itu pendapat pragmatis yang nggal bisa disalahkan tapi cuma dari segi etika dan tata krama saya sendiri enggak sarankan," tandasnya.
Baca Juga: MK Tolak Permohonan Prabowo - Sandiaga soal Kecurangan TSM di Pilpres 2019