Suara.com - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu memastikan akan segera menindak lanjuti temuan Kementerian Pertahanan yang menyebutkan, 3 persen Tentara Nasional Indonesia terpapar ajaran anti-Pancasila. Sanksi pemecatan juga dipersiapkan.
Ryamizard mengatakan, untuk tahap awal, mereka akan menelusuri lebih dalam untuk mencari prajurit TNI yang anti-Pancasila. Dia menduga prajurit itu bukan prajurit yang masuk masuk ke satuan TNI.
"Ada memang yang saya sinyalir tidak suka terhadap Pancasila. Kalau TNI, dari awal juga kalau tak suka Pancasila, tak bisa ikut (tak bisa jadi anggota),” kata Ryamizard seusai halal bihalal Kemenhan di Hotel Shangrila, Jakarta Pusat, Kamis (27/6/2019).
Ia menjelaskan, Kemenhan lebih dulu akan melakukan pendekatan persuasif kepada prajurit yang terpapar paham radikalisme untuk mengembalikan nilai-nilai Pancasila.
Baca Juga: Ribuan Prajurit TNI Ikut Disiagakan Jaga Gedung MK
Kalau sudah tidak bisa, kata Ryamizard, sanksi terberat yakni pemecatan tak segan-segan diputuskan oleh Kemenhan.
"Kita ingatkan dulu karena apa? Ya kita nasihati kamu jangan (bikin) ulah? Kalau (bikin) ulah kami pecat saja," tegasnya.
Sebelumnya, saat halal bihalal Mabes TNI yang dilangsungkan di GOR Ahmad Yani Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (19/6/2019).
Ryamizard dalam sambutannya mengungkapkan hasil pengamatan yang dilakukan Kementerian Pertahanan baru-baru ini, tentang Pancasila.
Berdasarkan data yang dimiliki Kemhan, sebanyak sekitar tiga persen anggota TNI sudah terpapar paham radikalisme dan tidak setuju terhadap ideologi negara, Pancasila.
Baca Juga: Hobi Berkebun, Prajurit TNI Asal Ngawi Budidayakan Bunga Matahari
"Kurang lebih 3 persen, ada TNI yang terpengaruh radikalisme," kata Ryamizard waktu itu.