Suara.com - Pelaksana Tugas (Plt) Persaudaraan Alumni (PA) 212, Ustaz Asep Syarifudin menjadi salah satu orator saat aksi di sekitar gedung Mahkamah Konstitusi (MK). Dalam orasinya, ia menyebut pihaknya sudah melakukan enam kali aksi sejak 14 Juni 2019.
Asep mengatakan, PA 212 melakukan aksi dengan tujuan membela kepentingan rakyat. Ia mengaku tidak berunjuk rasa demi kedua Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto atau Joko Widodo.
"Apakah ada kaitannya dengan 01 02? Tidak. Ada kaitannya dengan Prabowo Jokowi? Tidak. Tapi kita sebagai umat beragama ingin pemimpin yang terpilih berdasarkan kedaulatan rakyat," ujar Asep di sebelah patung kuda, Jalan Merdeka Barat, Rabu (26/6/2019).
Asep dalam orasinya meminta agar Majelis Hakim Konstitusi berlaku adil. Ia berharap pemimpin yang terpilih nantinya bukan orang yang dzolim terhadap para ulama.
Baca Juga: Polda Metro Jaya: Halal Bi Halal 212 dan Tahlil Akbar 266 Tak Punya Izin!
"Yang harus kalah adalah siapapun yang dzolim dengan ulama dan kaki tangan asing," jelas Asep.
Sebelumnya, satu hari menjelang sidang putusan sengketa Pilpres 2019, pengamanan di sekitar gedung Mahkamah Konstitusi, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, semakin diperketat. Sejumlah personel gabungan TNI-Polri disiagakan di sekitar gedung MK.
Dari pantauan Suara.com, Rabu (26/6/2019) sejumlah personel gabungan TNI-Polri tampak berjaga di depan gedung Mahkamah Konstitusi. Kawat berduri dan barrier beton pun dipasang menutupi jalan dari arah Patung Kuda menuju Harmoni.
Sementara itu, sejumlah ormas yang tergabung dalam Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat untuk Keadilan dan Kemanusiaan atau Gerak sudah menggelar aksi bertajuk Tahlil Akbar 226.
Sekretaris PA 212, Bernard Abdul Jabbar mengatakan sejumlah ormas yang tergabung di dalamnya yakni Front Pembela Islam (FPI), Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama, dan PA 212.
Baca Juga: Massa Santri Jawa Barat Ikut Ramaikan Tahlil Akbar 266 di Depan Gedung MK