Miris, Ratusan Hektare Hutan Negara Rusak Akibat Tambang Minyak Liar

Bangun Santoso Suara.Com
Selasa, 25 Juni 2019 | 15:01 WIB
Miris, Ratusan Hektare Hutan Negara Rusak Akibat Tambang Minyak Liar
Ilustrasi tambang minyak
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bagi warga Jambi, penambangan minyak liar bukanlah hal baru. Khususnya di kawasan Bajubang, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi. Mirisnya, tak hanya beroperasi di lahan warga, akan tetapi aktivitas penambangan liar itu juga menjajah lokasi Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Thaha Syaifuddin.

Dikutip dari laman Metro Jambi (jaringan Suara.com), dari pantauan di lapangan, kondisi Tahura tersebut kini semakin memprihatinkan. Bagaimana tidak, sekitar 200 hektare dari 30 ribu hektare lahan Tahura disebut telah dikuasai mafia minyak untuk melakukan pengeboran secara ilegal.

Hal ini sesuai dengan hasil mapping (pemetaan) yang dilakukan oleh tim gabungan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Batanghari, TNI, SPORC Provinsi Jambi, Brigade Harimau, PT KBP dan PT PBMSJ di lokasi Tahura yang terdampak penambangan minyak ilegal atau ilegal drilling pada Sabtu (22/6) lalu.

Kondisi di lokasi tampak memprihatinkan di wilayah tahura tersebut. Sumur minyak semakin menjadi, tiang-tiang rig pengeboran sumur berjejer.

Baca Juga: Sumur Minyak Ilegal Terbakar di Jambi, Satu Orang Tewas

Bukan hanya bau menyengat, tanah dan sungai- sungai kecil yang ada di lokasi itu tampak telah tercemar paparan minyak. Bahkan pantauan dari udara pun terlihat jelas, terdapat sungai yang telah berubah menjadi hitam akibat tumpahan minyak dari sumur ilegal tersebut.

Saat tim melakukan mapping, tak ada satupun aktivitas dari penambang yang ada di sekitar wilayah Tahura maupun di luarnya. Setelah diselidiki ternyata para pekerja drilling hanya stop sementara dikarenakan adanya kabar akan dilakukan razia oleh polisi.

Hal ini seperti apa yang disampaikan warga sekitar bernama Iman.

"Iya sudah lama sepi, sejak tanggal 10 sudah sepi di sini. Jualan kami juga turun," kata Iman yang juga berjualan di wilayah Tahura tersebut.

Iman sempat mengeluh dengan kondisi saat itu, karena dagangannya sepi pembeli.
"Biasanya pemasukan sampai satu juta, tapi sekarang sepi. Orang pada pulang, kabarnya ada razia," katanya.

Baca Juga: Polisi Tetapkan 5 Tersangka Ledakan Sumur Minyak Ilegal di Aceh

Iman menjelaskan, bahwa air di sekitar telah berbau minyak. Oleh sebab itu warga sekitar terpaksa membeli air untuk keperluan sehari-hari.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI