Dijelaskan ibu korban, anaknya dibawa ke RSU FL Tobing pada Selasa (18/6) karena dinyatakan mengidap penyakit Hernia. Oleh pihak rumah sakit, korban pun disarankan untuk menjalani puasa sebelum di operasi pada hari Rabu (19/6).
“Setelah operasi pada hari Rabu, masih sehatnya dia (gisen), masih makan, masih cerita-cerita sama ku,” kata ibu korban, Marbun.
Menurutnya, pada Kamis itu adalah pertemuan terakhir dengan anak pertamanya.
“Jadi datang salah seorang perawat ke kamar kami dan menyuntikan ke sambungan infus ke tangan anak saya, nggak ada satu menit setelah disuntik, keluar buih dari mulut anak saya dan langsung kejang-kejang,” katanya.
Baca Juga: Tak Diprioritaskan Polisi, Pasien Kritis di Medan Meninggal Dalam Ambulans
Melihat kejadian itu, ia dan keluarga lainnya meminta agar perawat yang menyuntikkan ke selang anaknya harus diberikan sanksi. Ia juga berharap agar pihak rumah sakit bersikap profesional dalam menanggapi kematian anaknya itu.
“Kami dari pihak keluarga berharap agar pihak rumah sakit mau bertanggungjawab. Dan kami juga berharap pembenahan di rumah sakit juga harus di perketat agr tidak semena-mena kepada pasien supaya tidak ada lagi korban selanjutnya,” katanya.
Sementara itu, lvino K Hakim selaku Humas RSUD FL Tobing Kota Sibolga mengaku belum dapat memberikan keterangan terkait meninggalnya pasien atas nama Gisen Pasaribu.
“Kami masih meneliti, memeriksa kembali apa penyebabnya,” kata Elvino saat dikonfirmasi di RSUD FL Tobing Sibolga.
Menurut Elvino, Gisen mengidap penyakit Hernia (turun berok). Penyakit itu diketahui pada Kamis 20 Juni 2019 lalu. PIhaknya juga mengaku telah melakukan pengobatan sesuai dengan SOP.
Baca Juga: Studi: Obat Hipertensi Bisa Jadi Harapan Baru Pasien Alzheimer
“Tempo hari dia operasi Hermia, masuk ke ruangan setelah itu diberi obat sesuai SOP. Tak berselang ntah hari kamis saya lupa dua hari masuk ruangan pas penyuntikan itu disitu aja, barang kali alergi obat, tapi obatnya sesuai SOP,” katanya.