Bandara Abha Arab Saudi Kembali Diserang, 1 Orang Tewas

Bangun Santoso Suara.Com
Senin, 24 Juni 2019 | 16:03 WIB
Bandara Abha Arab Saudi Kembali Diserang, 1 Orang Tewas
Seorang tentara berjaga di sekitar Bandara Abha di Saudi Arabia usai diserang rudal oleh milisi pemberontak Houthi di Yaman. (AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Serangan udara dengan menggunakan drone terhadap Bandara Internasional Abha di provinsi Asir, selatan Arab Saudi menewaskan satu orang dan melukai tujuh orang lainnya.

Menurut televisi Arab Saudi Al-Arabiya, delapan orang terluka akibat serangan yang diperkirakan menggunakan pesawat tanpa awak ke arah tempat parkiran Bandara Internasional Abha.

Satu korban luka-luka di antaranya merupakan warga Suriah yang tinggal di Arab Saudi. Lantas warga asal Suriah itu tewas karena menderita luka parah.

Pihak berwenang Arab Saudi belum memberikan penjelasan terkait serangan itu, demikian dilansir dari kantor berita Anadolu, Senin (24/6/2019).

Baca Juga: Jadi Pilot Wanita Pertama di Arab Saudi, Ini Sosok Yasmeen Al Maimani

Sebelumnya pada Rabu 12 Juni lalu, koalisi yang dipimpin Arab Saudi mengungkapkan kelompok Houthi Yaman melancarkan serangan udara ke Bandara Internasional Abha di Arab Saudi.

Menurut juru bicara pasukan koalisi Kolonel Turki al-Maliki, setidaknya 26 warga sipil dari berbagai negara terluka dalam serangan itu.

Pada hari yang sama, Houthi mengklaim bertanggung jawab atas serangan di bandara tersebut dengan menggunakan rudal jelajah, mengatakan bahwa rudal itu mengenai sasaran dengan tepat.

Yaman dilanda konflik kekerasan dan kekacauan sejak 2014, ketika pemberontak Houthi menguasai sebagian besar negara itu, termasuk ibu kota Sanaa.

Krisis meningkat pada 2015 ketika koalisi militer pimpinan Saudi melancarkan kampanye udara besar-besaran untuk mengalahkan Houthi.

Baca Juga: Balas Serangan, Koalisi Pimpinan Arab Saudi Serbu Milisi Houthi di Yaman

Sejak itu, puluhan ribu warga Yaman, termasuk warga sipil, tewas akibat konflik, sementara 14 juta lainnya berisiko menderita kelaparan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI