Suara.com - Direktur jaringan kerja Komite Penghapusan Bensin Bertimbal Ahmad Syafrudin mencatat udara Jakarta paling bersih pada pukul 13.00 WIB hingga 15.00 WIB. Sehingga di jam itu paling bagus untuk melakukan aktivitas di luar ruangan, semisal untuk jogging.
Ahmad mengatakan, dalam acara diskusi bertajuk ‘Kesiapan Bus Listrik Mengaspal di Jakarta’, Minggu, penilaian tersebut didapat setelah pihaknya melakukan riset dengan Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (United States Environmental Protection Agency/US EPA) pada 2013.
“Itu ada faktor metodologi ya, ada arah kecepatan angin, kelembaban, temperatur dan sebagainya. Itu lebih baik (pada jam tersebut) kualitas udaranya yang dekat dengan permukaan tanah,” kata Ahmad.
Kepercayaan masyarakat Ibu Kota, bahwa udara di Jakarta lebih sehat pada pagi atau malam hari, dianggap tidak tepat.
Baca Juga: Udara Jakarta Kotor, Puluhan Orang Gugat Presiden Jokowi Juni Ini
Menurut dia, menurunnya jumlah kendaraan yang beroperasi pada pagi dan malam hari dinilai tidak mengurangi tingkat polusi yang sangat tinggi di Jakarta.
“Ketika tidak ada aktivitas di permukaan tanah, maka polutan yang membumbung tinggi sekitar 2,5 hingga 3 kilometer itu akan turun lagi,” katanya.
Menurut indeks kualitas udara dunia (World’ Air Quality Index), tingkat polusi di Jakarta telah mencapai level unhealthy atau tidak sehat. Badan perlindungan lingkungan AS (US EPA) mengatakan dalam level ini, udara di Jakarta telah berdampak bagi kesehatan masyarakat dan dapat berdampak serius bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu.
Anak-anak dan orang dewasa yang aktif, serta penderita penyakit pernafasan seperti asma harus menghindari aktivitas luar ruangan yang terlalu lama. Sementara anak-anak dan masyarakat lain dianjurkan untuk membatasi waktu di luar ruangan.
Acara diskusi bertema ‘Kesiapan Bus Listrik Mengaspal di Jakarta’ diselenggarakan oleh Forum Diskusi Bus dan Kendaraan Elektrik (FUSE) dan membahas kesiapan Ibu Kota dalam merespon kebutuhan terhadap kendaraan listrik yang terus meningkat, terutama jika dilihat dari sisi lingkungan dan ekonomi.
Baca Juga: Anies Dikritik Greenpeace soal Bus Listrik Bisa Atasi Polusi Udara Jakarta
Diskusi tersebut menghadirkan Direktur Utama Transjakarta Agung Wicaksono, Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio, Pengamat Tata Kota Yayat Supriyatna, serta Direktur Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Ahmad Syafrudin sebagai pembicara. (Antara)