Menurut Rahmat Baequni, simbol tersebut haram hukumnya berada di dalam masjid lantaran bisa membatalkan salat dan menggugurkan tauhid.
"Silakan, simbol-simbol itu dibangun di selain tempat ibadah. Tapi, haram hukumnya simbol itu ada di dalam masjid karena simbol itu akan membatalkan salat kita dan akan menggugurkan tauhid kita. Betul?" ujar Rahmat Baequni.
Hal tersebut dibantah oleh Ridwan Kamil. Ia membandingkan dengan masjid lain yang menggunakan simbol segitiga dan lingkaran. Ia memastikan bahwa simbol segitiga didapatkan dari teknik arsitektur yang secara tidak sengaja membentuk segitiga.
3. Densus 88 ciptakan teroris
Jagat media sosial sempat dibuat heboh dengan kemunculan tagar #TangkapRahmatBaequni hingga menjadi trending topic di Twitter.
Baca Juga: Gudang Petasan di Asemka Kebakaran, Ada Ledakan
Kemunculan tagar tersebut dipicu beredarnya video ceramah Rahmat Baequni yang menyebut bila Densus 88 Antiteror dan Intelejen sengaja menciptakan terorisme dengan mengatasnamakan Islam untuk memperburuk citra Islam.
Para Intelejen dan Densus 88 memang sengaja menciptakan seorang teroris. Ia mengklaim seorang temannya sudah menjadi korban dari tim Densus 88, sang rekan dibina oleh Densus 88 untuk menjadi seorang teroris kemudian dijebloskan ke penjara.
4. Slogan Jokowi Sebagai Jargon Zionis
Ceramah Rahmat Baequni lain juga menjadi sorotan publik. Ia menyebut slogan 'kerja, kerja, kerja' yang digaungkan oleh Presiden Jokowi sebagai jargon zionis.
Rahmat Baequni mengutip kata-kata yang diulang dalam buku 'Zionisme Gerakan Menaklukkan Dunia' karya ZA Maulani. Di sana, ada kata 'Kerja, Kerja, Kerja'.
Baca Juga: Saksi Jokowi Yakin Moeldoko Tak Sampaikan Kecurangan Bagian dari Demokrasi
"Saya membaca kata-kata yang diulang dalam buku yang saya baca 'Zionisme Gerakan Menguasai Dunia' karya ZA Maulani. Di situ ada kata 'kerja, kerja, kerja'," ujar Rahmat Baequni.