"Bagaimana?" tanya Arief. "Saya dapatkan DPT dari DPP Gerindra saat saya di Jakarta," kata Idham.
"Pada Pilpres kemarin kalau anda dari kampung mestinya yang anda ketahui kan situasi di kampung itu bukan nasional kan," tutur Arief.
Mendengar pernyataan itu, BW tiba-tiba memotong omongan Arief. BW merasa keberatan atas ucapan majelis hakim tersebut.
"Majelis mohon maaf saya di kampung tapi saya bisa mengakses dunia melalui kampung Pak," tutur BW.
Baca Juga: Kebelet Pipis, Hakim MK ke Saksi Tim Prabowo: Pak Idham Bisa Lihat Saya?
"Lho bukan begitu pak," jawab Arief.
BW lantas kembali berbicara. Ia mengatakan pihaknya merasa Majelis Hakim Arief menilai seolah-olah orang kampung tidak tahu apa-apa.
"Bapak sudah menghakimi seolah-olah orang kampung tidak tahu apa-apa juga tidak benar," kata BW.
"Bukan begitu," jawab Arief.
"Dengarkan saja dulu pak, apa yang akan dijelaskan saksi," jawab BW.
Baca Juga: Panas! Tuding Saksinya Ditekan, Hakim MK Ancam Usir Bambang Widjojanto
Melihat BW yang terus berbicara, Arief lantas meminta BW untuk diam. Arief mengancam akan mengeluarkan BW dari luar sidang juga terus-menerus berbicara.