Muhammadiyah: Tak Perlu Lagi Ada 01 dan 02, yang Ada Kosong-kosong

Dwi Bowo Raharjo Suara.Com
Senin, 17 Juni 2019 | 14:32 WIB
Muhammadiyah: Tak Perlu Lagi Ada 01 dan 02, yang Ada Kosong-kosong
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Muti. (Suara.com/Muhammad Yasir)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti menganggap sudah saatnya pemulihan hubungan atau rekonsiliasi antara Jokowi dengan Prabowo Subianto berikut pendukungnya, terutama di bulan Syawal. Abdul tidak ingin mendengar kubu 01-sebutan pendukung Jokowi - Maruf dan kubu 02-sebutan dari pendukung Prabowo Sandiaga.

"Jadi sekarang ini, mohon maaf tidak perlu lagi ada 01, tidak perlu lagi ada 02, yang ada adalah kosong-kosong," kata Mu'ti di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Senin (17/6/2019).

Mu'ti menerangkan, rekonsiliasi merupakan proses penyelesaian secara damai dan akan lebih memberikan suasana yang kondusif.

Terkait sengketa Pilpres 2019 yang diajuakan kubu Prabowo - Sandiaga, Muhammadiyah berharap Mahkamah Konstitusi bisa bekerja secara profesional dan terbuka, sehingga putusan sidang naninya dapat diterima setiap pihak.

Baca Juga: MK: Jika Putusan Gugatan Pilpres Prabowo Mundur dari 28 Juni Langgar Hukum

Mu'ti mengatakan rekonsiliasi dua pihak harus dilakukan secepatnya apalagi saat ini adalah kesempatan bulan Syawal yang biasa menjadi momentum masyarakat Indonesia untuk saling maaf-memaafkan.

"Ya kami mendukung, bahkan kami menyampaikan permohonan kepada beliau agar pertemuan bisa dilakukan dalam waktu sesingkat singkatnya pada kesempatan pertama," katanya.

Capres nomor urut 01 Joko Widodo dan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto berjabat tangan seusai mengikuti debat capres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2). [Suara.com/Muhaimin A Untung]
Capres nomor urut 01 Joko Widodo dan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto berjabat tangan seusai mengikuti debat capres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2). [Suara.com/Muhaimin A Untung]

Silaturahim dua pihak, kata Mu'ti, bisa menjadi awal yang baik untuk berdamai menatap kebangsaan ke depan menjadi lebih baik. Dengan rekonsiliasi pihak yang berselisih agar dapat memulai semangat baru untuk kekuatan bangsa meski beda pilihan partai untuk dapat memajukan Indonesia sebagai rumah bersama.

"Ini momentum penting di bulan Syawal, momentum penting untuk seluruh masyarakat, juga saling bersilaturahim dan saya kira masyarakat sangat menunggu silaturahim Pak Prabowo dengan Pak Jokowi beserta tim inti pendukungnya," kata dia. (Antara)

Baca Juga: Takut Diteror, Kubu Prabowo Bersurat ke MK Minta Saksinya Dilindungi LPSK

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI