Diakuinya, kajian atau survei yang dilakukan Badan Geologi Bandung berdasar surat permintaannya dengan didukung laporan sementara Tim Geologi Dinas ESDM Maluku. Sebelumnya Tim Geologi Dinas ESDM Maluku melakukan peninjauan pada 4 Juni 2019, saat itu tercatat ada bencana geologi berupa gerakan tanah atau longsor dengan jenis debris slide dan amblesan.
Bentuk longsor berupa hiperbola atau setengah lingkaran, panjang dan lebar longsor tidak dapat diukur karena tanah masih bergerak dan terdapat garis polisi.
"Kerusakan bangunan fisik rusak berat empat unit yakni gedung audiotorium, gedung perpustakaan, gedung laboratorium matematika dan gedung genset (amblesan). Dua lainnya yang akan terkena dampak juga yaitu gedung pusat (rektorat) dan gedung dan tarbiyah," tandas Martha.
Berdasar emantauan Antara, langkah lainnya yang ditempuh OPD teknis adalah kepolisian telah memasang tanda larangan berupa garis polisi di areal pada lokasi longsor tersebut. Rekahan- rekahan yang terbuka telah ditutup dengan terpal atau tanah liat/lempung untuk menghindari masuknya air hujan yang akan sebagai pemicu longsor. (Antara)
Baca Juga: Warga Jakarta Diminta Waspada Pergerakan Tanah Selama Ramadan