Selang tiga hari kemudian atau tepatnya Jumat 14 Juni 2019, Liberti kembali mendapat kabar dari Lapas Sukamiskin bahwa telah beredar kabar di media sosial Setya Novanto pelesiran di daerah Padalarang, Bandung. Kemudian, ia memerintahkan agar Setya Novanto dan pengawalnya segera diperiksa.
"Hari Jumat kemarin jam 7, saya dapat laporan dari Kalapas bahwa ada berita di media sosial, Setnov (Setya Novanto) pelesiran di salah satu tempat di Padalarang. Saya katakan periksa itu pengawal dan bersamaan juga ditempat berbeda Setnov juga diperiksa," jelasnya.
Kepada Liberti, para pengawal tersebut mengaku Setya Novanto sempat menghilang beberapa jam sesaat setelah pamit hendak mengurus administrasi rumah sakit. Setya Novanto pun baru kembali ke rumah sakit sekitar pukul 17.45 WIB Jumat sore.
"Karena dia masih pakai kursi roda, keyakinan staf kami hanya untuk kepentingan itu. Juga karena barang-barang Setnov masih ada di kamar itu belum check out bener, dia menunggu di pintu kamar di lantai 8. Tapi ditunggu tidak naik juga, lalu dicek ke bawah tidak ada, (Setnov) baru datang lagi sore," bebernya.
Baca Juga: Terciduk Pelesiran, Petugas yang Jaga Setya Novanto Terancam Sanksi Tegas
Atas dasar itulah, Liberti meyakini Setyo Novanto berpelesiran karena sempat terputusnya pengawalan di rumah sakit. Hingga akhirnya, ia memutuskan untuk memindahkan Setya Novanto ke Rutan Gunung Sindur, Bogor lantaran menyalahgunakan izin.
"Ada indikasi kebenaran kalau dia (Setnov) sempat pelesiran. Karena pengamanannya terputus dan di media sosial itu kemungkinan benar, sudah cukup bisa diterima. Saya ambil keputusan Setnov menyalahgunakan izin berobat, ini pelanggaran berat dan saya putuskan memindahkannya ke Rutan Gunung Sindur," tandasnya.