Suara.com - Aksi pendemo di Hong Kong yang membantu melindungi jurnalis saat sedang meliput menjadi sorotan media sosial.
Banyak warganet Indonesia yang membandingkan aksi pendemo di Hong Kong dengan Indonesia pada 22 Mei lalu.
Video tersebut pertama kali diunggah melalui akun Twitter resmi @CBSEveningNews. Video tersebut diunggah pada Kamis (13/6/2019) malam.
"Jurnalis CBS News @Ramyinocencio melaporkan selama demonstrasi kekerasan di Hong Kong, demonstran berusaha untuk melindunginya, menyerahkan payung dan helm lantaran pihak kepolisian terus menembakkan gas air mata dan semprotan merica," tulis akun tersebut seperti dikutip Suara.com, Jumat (14/6/2019).
Baca Juga: Polri Masih Telisik Jumlah dan Penyebab Korban Tewas Kerusuhan 22 Mei
Dalam video yang beredar, jurnalis dari CBS News bernama Ramy Inocencio sedang melakukan siaran melaporkan kondisi terkini unjuk rasa RUU Ekstradisi di Hong Kong.
Sejumlah pendemo berusaha untuk melindunginya dari semprotan merica dan gas air mata yang ditembakkan polisi.
Tampak pendemo memberikan payung kepada sang jurnalis agar tetap aman saat sedang bertugas. Pendemo lainnya ikut membantu dengan memberikan helm kepada sang jurnalis.
Video tersebut menjadi sorotan masyarakat dunia, salah satunya Indonesia. Video itu diunggah ulang oleh akun Instagram @fakta.indo.
Dalam akun tersebut, banyak warganet yang mengaku kagum dengan sikap para pendemo yang menghormati kerja para jurnalis.
Baca Juga: Polri Tak Pernah Sebut Kivlan Zen dan Soenarko Dalang Kerusuhan 22 Mei
Tak sedikit pula warganet yang membandingkan sikap pendemo Hong Kong dengan pendemo pada 22 Mei lalu.
Dalam aksi kerusuhan 22 Mei lalu, sejumlah pendemo melakukan aksi kekerasan terhadap jurnalis saat sedang bertugas meliput aksi.
Banyak pendemo yang mendorong jurnalis, meneriaki "hoaks" hingga mengusir jurnalis agar tidak berada di sekitar lokasi aksi.
"Jadi ingat video wartawan lagi ngeliput di Flyover Tanah Abang 22 Mei kemarin. Kasihan ya Indonesia, malu deh," kata @priiscilaw.
"Kalau di Indonesia diteriaki hoaks, hoaks, hoaks," ujar @ebudi01.
"Mereka kan negara maju, jadi berbeda cara berpikirnya," ungkap @jahid_daulah.
"Disitu akal sehatnya masih ada di jiwa dan raga, disini cuma sampai mulut," tutur @rezafem.