Suara.com - Ketua tim kuasa hukum Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, Bambang Widjajanto menuding Calon Presiden Jokowi curang karena mengajak pendukungnya menggunakan baju putih saat mencoblos di TPS pada 17 April 2019 lalu. Hal itu dinilai memecah belah pemilih.
Bambang mengatakan ajakan Jokowi saat kampanye kepada pendukungnya untuk menggunakan baju putih saat hari pencoblosan bisa menodai pemilu yang bersifat rahasia dan melanggar Pasal 22E ayat (1) UUD 1945.
"Bukan hanya berbahaya menimbulkan pembelahan di antara para pendukung, tetapi juga nyata-nyata telah melanggar asas Rahasia dalam Pilpres 2019. Harusnya Capres Paslon 01, yang juga Presiden Petahana, paham betul bahwa memilih dalam pemilu dilindungi dengan asas kerahasiaan," kata BW saat menyampaikan gugatan di sidang sengketa Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (14/6/2019).
Ajakan menggunakan baju putih itu, kata BW sudah dilakukan Jokowi secara terstruktur, sistematis dan masif merupakan kecurangan pemilu. Maka dari itu mereka menuntut paslon nomor 01, Joko Widodo dan Maruf Amin didiskualifikasi dari Pilpres 2019.
Baca Juga: Prabowo Nonton Sidang Gugatan Pilpres 2019 di Hambalang
"Karenanya sudah sepatutnya Paslon 01 didiskualifikasi sebagai pasangan calon peserta Pilpres 2019," tegasnya.
Mahkamah Konstitusi menggelar sidang perdana permohonan perselisihan pemilihan umum atau (PHPU) Presiden tahun 2019 atau sengketa Pilpres, Jumat (14/6/2019) hari ini. Sidang gugatan Pilpres itu diajukan oleh Calon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
Sidang perdana gugatan Pilpres Prabowo ini agendanya pemeriksaan pendahuluan. Majelis pleno yang terdiri sembilan hakim konstitusi dan dipimpin Ketua MK Anwar Usman melakukan pemeriksaan permohonan yang diajukan oleh kuasa hukum pasangan nomor urut 02.
Tim kuasa hukum diketuai Bambang Widjojanto dan anggotanya terdiri dari Denny Indrayana, Teuku Nasrullah, TM Luthi Yazid, Iwan Satriawan, Iskandar Sonhadji, Dorel Almir dan Zulfandi ini menilai pelanggaran Pilpres 2019 yang sistematis, terstruktur dan masif.
KPU sebagai pihak termohon bersama Bawaslu sebelumnya menyatakan kesiapannya menghadapi sidang perdana yang diajukan pihak Prabowo-Sandiaga ini. Kuasa hukum KPU juga sudah siap dan tinggal menunggu proses persidangan apakah memerlukan tambahan alat bukti dan saksi.
Baca Juga: Di Sidang Sengketa Pilpres 2019, Tim Prabowo Klaim Unggul 52 Persen
Jika diperlukan mendatangkan saksi dari komisioner KPU kabupaten/kota beserta tambahan alat bukti baru maka pihaknya juga sudah siap, termasuk dari Jawa Timur.