Suara.com - Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik menyebut penyebab tewasnya dua warga yang meninggal dunia saat kerusuhan 21 da 22 Mei 2019 di Jakarta akibat diterjang peluru.
Ahmad mengatakan, hal itu diketahui berdasarkan hasil autopsi yang menemukan proyektil peluru di dalam tubuh kedua korban.
"Karena memang betul dari 8 yang meninggal tertembak itu, 4 diautopsi dan hanya 2 didapati pelurunya. Saya kira semua bisa meyakini bahwa itu pasti karena peluru tajam," kata Damanik di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (13/6/2019).
Damanik meyakini bahwa korban tewas akibat ditembak dengan peluru tajam berdasarkan luka yang ditimbulkan. Pasalnya, dari sejumlah korban lain yang terkena tembakan peluru karet, luka antara keduanya berbeda.
Baca Juga: Video Putri Korban Kerusuhan 22 Mei Menangis di Makam Ayahnya Dapat Simpati
"Karena beberapa korban peluru karet, kita lihat pelurunya hanya nempel di situ (tubuh), tidak sampai membahayakan. Jadi berbeda dengan korban yang meninggal," ujarnya.
Sebelumnya, Damanik menyebut sebanyak empat korban tewas dalam kericuhan saat aksi 21 - 22 Mei diakibatkan oleh luka tembak dari peluru tajam. Hal itu diketahui berdasarkan dari hasil autopsi.
Damanik berujar, hasil autopsi itu didapatkan usai Komnas HAM mengunjungi RS Polri Kramat Jati pada Kamis (23/5/2019) guna mengungkap penyebab korbab tewas. Dari kunjungan tersebut, Komnas HAM menemukan fakta adanya luka tembat dari peluru tajam.
"Iya [akibat peluru tajam], yang di RS Polri empat [korban]. Itu sampai hari Kamis sore kami di sana," kata Damanik dikonfirmasi Suara.com, Senin (27/5/2019).
Namun begitu, ia belum mendapatkan informasi lebih jauh mengenai peluru tajam jenis apa yang sampai mengakibatkan korban jiwa.
Baca Juga: Fahri Hamzah Terenyuh Lihat Anak Korban Kerusuhan 22 Mei Menangis di Makam