Persilakan Parpol Pengusung Prabowo Gabung, Jokowi: Saya Selalu Terbuka

Dwi Bowo Raharjo Suara.Com
Rabu, 12 Juni 2019 | 21:39 WIB
Persilakan Parpol Pengusung Prabowo Gabung, Jokowi: Saya Selalu Terbuka
Presiden Jokowi ditemani anak bungsunya, Kaesang Pangarep menerima AHY dan Ibas Yudhoyono bersama istrinya masing-masing di Istana Negara, Rabu (5/6/2019). [Suara.com/Ummi Hadyah Saleh]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih membuka peluang untuk partai politik pengusung Capres dan Cawapres nomor urut 02 Prabowo - Sandiaga untuk gabung ke Koalisi Indonesia Kerja pada periode 2019-2024. Jokowi ingin sama-sama membangun Indonesia yang lebih baik.

"Ya gabung, gabung saja. Saya kan selalu terbuka, siapapun yang mau bersama-sama membangun negara ini, memajukan negara ini ayo. Kita ini kan tidak kenal oposisi murni, tidak ada," ujar Jokowi seperti diberitakan Antara, Rabu (12/6/2019).

Pada periode 2014-2019, pasangan Jokowi - Jusuf Kalla didukung Koalisi Indonesia Hebat, yaitu PDI-P, PKB, Partai NasDem, Partai Hanura, dan PKP Indonesia sejak Pemilu 2014.

Selanjutnya PPP turut bergabung dan pada September 2015, Partai Amanat Nasional juga ikut bergabung. Terakhir pada Januari 2016, Golkar secara resmi ikut bergabung ke koalisi pemerintahan.

Baca Juga: Tim Hukum Prabowo Persoalkan Sumbangan Jokowi Rp 13 Miliar untuk Kampanye

"Jadi ya kita yang paling penting komunikasi," kata Jokowi.

Untuk diketahui, dari sembilan partai yang memenuhi ambang batas parlemen 4 persen, lima parpol di antaranya adalah partai koalisi Jokowi - Ma'ruf Amin, yaitu PDIP, Golkar, PKB, Nasdem dan PPP lolos dengan total perolehan suara mencapai sekira 54,5 persen.

Terkait jatah menteri untuk politikus parpol pengusung, Jokowi mengklaim tidak pernah membahas hal tersebut.

"Tanya saja ke partai-partai, apa pernah kita bicara masalah menteri atau menteri apa? Tidak pernah, beliau-beliau tahu itu hak prerogatif presiden, ya logis persentase 'gede' masa diberi menteri satu, yang persentase kecil diberi menteri empat, ya tidak begitu, bukan penjatahan, normal saja," kata Jokowi.

Lebih lanjut, Jokowi menyebut rahasianya untuk menjaga kekompakan koalisi partai pengusung dalam pemerintahan periode 2014-2019 adalah komunikasi.

Baca Juga: Prabowo Larang Aksi Massa ke MK, Istana: Jangan Ada Lagi Pemikiran Ambigu

"Lima tahun kemarin tidak ada masalah, semua dengan komunikasi, baik dengan ketua umum partai, dengan sekjen-sekjen (partai politik), semua bisa dibicarakan," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI