5 Anaknya Dibunuh, Wanita Ini Masih Minta Hakim Tak Hukum Mati Suaminya

Rabu, 12 Juni 2019 | 16:30 WIB
5 Anaknya Dibunuh, Wanita Ini Masih Minta Hakim Tak Hukum Mati Suaminya
Ilustrasi perempuan menangis. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang ibu di AS, Amber Kyzer, meminta hakim mengasihani mantan suaminya, Tim Jones Jr, yang telah membunuh lima anak mereka sendiri. Ia meminta agar pelaku tidak dijatuhi hukuman mati.

Dalam pengadilan di Carolina Selatan, Amber mengatakan, Tim memang tak menunjukkan belas kasihan pada anak-anaknya, tetapi anak-anaknya mencintai Tim.

Dilaporkan BBC, Selasa (11/6/2019), pria 37 tahun itu dihukum pada Mei lalu karena membunuh kelima anak tersebut, yang berusia 1 hingga 8 tahun.

Peristiwa itu terjadi di rumahnya di dekat Lexington, Kentucky, AS pada 28 Agustus 2014 silam.

Baca Juga: Perkosa dan Bunuh Anak di Kuil Hindu, 3 Pria India Divonis Seumur Hidup

Saat ini hakim sedang mempertimbangkan, apakah ayah para korban itu harus dieksekusi atau dipenjara seumur hidup.

"Saya mendengar apa yang dialami anak-anak saya dan apa yang mereka hadapi," kata Amber di pengadilan, Selasa.

"Dan sebagai seorang ibu, jika saya bisa merobek wajahnya, saya akan melakukannya. Itu adalah jiwa seorang ibu di dalam diri saya. Itulah Mama Beruang."

Meski begitu, ia tak mau Tim dihukum mati, apalagi ia sendiri memang telah lama menentang hukuman mati.

"Dia tidak menunjukkan belas kasihan kepada anak-anak saya dengan cara apa pun," ujar Amber.

Baca Juga: Tragis, Depresi Bikin Ibu Tega Bunuh Anaknya yang Sakit Kanker

"Tetapi anak-anak saya mencintainya, dan jika saya berbicara atas nama anak-anak saya dan bukan saya sendiri, itulah yang harus saya katakan."

Namun, Amber menambahkan, dia akan menghormati apa pun keputusan hakim.

Amber dan Tim bertemu pada 2004, ketika bekerja di taman hiburan anak-anak di daerah Chicago. Enam minggu kemudian mereka menikah.

Namun pada Mei, Amber mengatakan bahwa hubungan pernikahannya sudah berubah. Menurut pengakuannya, Tim menjadi terlalu taat beragama dan sangat kaku.

Ia bahkan menyebutkan bahwa perempuan diciptakan untuk dilihat, bukan untuk didengar.

Setelah sembilan tahun membina rumah tangga, Amber dan Tim akhirnya bercerai. Amber memberikan hak asuh atas anak-anak kepada Tim karena Tim memiliki pekerjaan sebagai teknisi komputer Intel dan mobil, dengan gaji $80 ribu (Rp1 miliar) setahun.

Lalu suatu hari, menurut keterangan pengadilan, Tim tiba-tiba mengamuk ketika melihat Nahtahn, anaknya yang berusia enam tahun, bermain-main dengan stopkontak di rumah.

Dia membunuh bocah itu, hingga kemudian memutuskan untuk mencekik empat anak lainnya: Elaine (1), Gabriel (2), Elias (7), dan Mera (8).

Tim membungkus mayat anak-anaknya dengan plastik, memasukkannya ke dalam mobil, dan berkeliling selama sembilan hari. Lalu ia meninggalkan jasad para korban di pedesaan Alabama.

Dia ditangkap saat berhenti di Mississippi, setelah seorang petugas kepolisian mencium 'bau kematian' dari mobil TIm.

Tim mengaku tidak bersalah dengan alasan penyakit jiwa. Menurut tim pembela pun, dirinya menderita skizofrenia yang tidak terdiagnosis, penyakit mental yang juga menimpa ibunya.

Selain itu, mereka mengatakan bahwa Tim terguncang ketika ditinggal istrinya demi seorang tetangga yang masih remaja.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI