Namun, Amber menambahkan, dia akan menghormati apa pun keputusan hakim.
Amber dan Tim bertemu pada 2004, ketika bekerja di taman hiburan anak-anak di daerah Chicago. Enam minggu kemudian mereka menikah.
Namun pada Mei, Amber mengatakan bahwa hubungan pernikahannya sudah berubah. Menurut pengakuannya, Tim menjadi terlalu taat beragama dan sangat kaku.
Ia bahkan menyebutkan bahwa perempuan diciptakan untuk dilihat, bukan untuk didengar.
Baca Juga: Perkosa dan Bunuh Anak di Kuil Hindu, 3 Pria India Divonis Seumur Hidup
Setelah sembilan tahun membina rumah tangga, Amber dan Tim akhirnya bercerai. Amber memberikan hak asuh atas anak-anak kepada Tim karena Tim memiliki pekerjaan sebagai teknisi komputer Intel dan mobil, dengan gaji $80 ribu (Rp1 miliar) setahun.
Lalu suatu hari, menurut keterangan pengadilan, Tim tiba-tiba mengamuk ketika melihat Nahtahn, anaknya yang berusia enam tahun, bermain-main dengan stopkontak di rumah.
Dia membunuh bocah itu, hingga kemudian memutuskan untuk mencekik empat anak lainnya: Elaine (1), Gabriel (2), Elias (7), dan Mera (8).
Tim membungkus mayat anak-anaknya dengan plastik, memasukkannya ke dalam mobil, dan berkeliling selama sembilan hari. Lalu ia meninggalkan jasad para korban di pedesaan Alabama.
Dia ditangkap saat berhenti di Mississippi, setelah seorang petugas kepolisian mencium 'bau kematian' dari mobil TIm.
Baca Juga: Tragis, Depresi Bikin Ibu Tega Bunuh Anaknya yang Sakit Kanker
Tim mengaku tidak bersalah dengan alasan penyakit jiwa. Menurut tim pembela pun, dirinya menderita skizofrenia yang tidak terdiagnosis, penyakit mental yang juga menimpa ibunya.