Suara.com - Eks Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Muzakir Manaf memberikan klarifikasi mengenai seruan referendum bagi rakyat Aceh. Dia mengklaim seruan referedum Aceh itu dilakukan spontan.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan seharusnya Muzakir tidak bersikap emosi untuk kepentingan eksistensi sebuah negara, karena tidak dibenarkan.
Kata Moeldoko, seharusnya Muzakir tidak melakukan seruan referendum Aceh karena emosi partainya kalah dalam Pemilu 2019
"Saya pikir jangan mengembangkan sikap emosi untuk kepentingan eksistensi sebuah negara, ini enggak benar. Jangan karena pemilu terus kalah, emosi, mengatakan sesuatu," ujar Moeldoko di gedung Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (12/6/2019).
Baca Juga: Klarifikasi Referendum Aceh, Eks Panglima GAM: Itu Spontan, Aceh Pro-NKRI
Mantan Panglima TNI itu menyebut sepanjang seruan referendum oleh Muzakir hanya wacana akademik, ia tak ambil pusing. Menurutnya wacana tersebut akan hilang dengan sendirinya.
Moeldoko meyakini masyarakat Indonesia sudah bersepakat NKRI adalah harga mati.
"Makanya saya katakan, sepanjang itu hanya wacana akademik, ya biarin aja. toh akhirnya nanti akan hilang sendirinya. karena masyarakat Indonesia semuanya sudah bersepakat NKRI harga mati," kata dia.
Sebelumnya, Muzakir Manaf mengklarifikasi soal seruan referendum bagi rakyat Aceh.
Klarifikasi tersebut diberikan oleh Muzakir Manaf melalui sebuah video yang viral di media sosial. Salah satu akun yang mengunggah video tersebut adalah @jajangridwan19.
Baca Juga: Seruan Referendum Aceh, Wiranto: Itu Sudah Selesai, Referendum Hanya Wacana
Dalam video itu, tampak Muzakir Manaf berdiri mengenakan kemeja motif kotaka-kotak. Ia memberikan penjelasan mengenai alasannya sempat menyerukan referendum Aceh.
"Bahwa menyatakan saya tentang referendum tidak... rakyat Aceh saya lakukan hal tersebut secara spontan kebetulan pada event peringatan haul meninggalnya Tengku Hasan Muhammad Ditiro," kata Muzakir Manaf sepertyi dikutip SUARA.COM dari video, Rabu (12/6/2019).
Melalui video berdurasi 1 menit 17 detik itu, Muzakir Manaf memberikan klarifikasi lengkap berisi empat poin penting.
Awalnya, Muzakir Manaf atau kerap disapa Mualem ini memperkenalkan diri sebagai Ketua Partai Aceh (PA) dan Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA). KPA adalah organisasi yang berisi mantan kombatan GAM pasca-perdamaian MoU Helsinki pada 15 Agustus 2005.
Muzakir Manaf menegaskan bahwa saat ini rakyat Aceh memiliki rasa cinta damai dan mendukung Negara Kesatuan Repubklik Indonesia (NKRI) secara keseluruhan. Ia berharap seluruh masyarakat Aceh bisa terus maju dalam membangun Provinsi Aceh di dalam NKRI.
"Saya menyadari rakyat Aceh saat ini cinta damai dan pro-NKRI. Saya berharap Aceh ke depan harus lebih maju, membangun provinsi Aceh dalam bingkai NKRI," ungkapnya.