Di Rusia, Jurnalis Menjadi Pekerjaan Berbahaya

Bangun Santoso Suara.Com
Rabu, 12 Juni 2019 | 13:12 WIB
Di Rusia, Jurnalis Menjadi Pekerjaan Berbahaya
Ilustrasi jurnalis [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Organisasi advokasi kebebasan media internasional, Reporters Without Borders, menempatkan Rusia pada peringkat ke 149 dalam Indeks Kebebasan Pers Dunia 2019.

Rusia berada antara Venezuela dan Bangladesh, serta sekitar 100 peringkat di bawah Amerika, yang berada pada peringkat ke 48.

Ratusan pemrotes melakukan unjuk-rasa di depan sebuah penjara di mana polisi menahan Ivan Golunov, reporter untuk Meduza, sebuah penerbitan independen, yang dituduh mengoperasikan laboratorium narkotika di rumahnya.

Golunov yang melaporkan kasus-kasus korupsi pemerintah Rusia, menolak tuduhan itu dan katanya, tuduhan itu direkayasa, dan editor dan pendukungnya setuju.

Baca Juga: Dituduh Sebarkan Berita Palsu, Mesir Kembali Penjarakan Jurnalis Al Jazeera

Evgeny Bergr, seorang demonstran mengatakan, "Ini benar-benar sebuah kekonyolan, seseorang yang melaporkan tentang korupsi di Moskow punya sebuah laboratorium obar terlarang di rumahnya," demikian seperti dilansir dari VOA, Rabu (12/6/2019).

Kasus Ivan Golunov, yang kini sudah mendekam di penjara selama dua bulan, datang setelah sebuah skandal menggoncangkan Kommersant, salah harian yang paling disegani di Rusia.

Harian itu tiba-tiba memecat dua reporter politiknya setelah sebuah artikel yang mengutip sumber anonim mengatakan, Valentina Matviyenko, Ketua dari Dewan Federasi, dan salah satu tokoh paling berpengaruh di Rusia, akan dipecat.

Maxim Ivanov, mantan wakil editor di rumah penerbitan "Kommersant", mengatakan, "Kami sudah berulang kali menulis tentang kemungkinan penggantian personil dan setiap kali kami dihadapkan pada keugnkinan ada pihak-pihak yang tidak menyukainya. Kali ini, kami benar-benar tidak menduga reaksi yang menjurus pada konsekuensi seperti itu.”

Pemecatan penulis itu menimbulkan reaksi, seluruh staf penulisan politik harian itu, sepuluh jurnalis, mengundurkan diri. Insiden ini menurut pengamat mencerminkan situasi jurnalisme saat ini di Rusia, di mana menulis sesuatu yang negatif tentang pemerintah akan berakibat buruk.

Baca Juga: Banyak Jurnalis Alami Kekerasan, AJI Jakarta Desak Polri Usut Tuntas

Jurnalis yang bekerja untuk harian online Meduza, chanel televisi Dozhd, atau stasiun radio Echo of Moscow, adalah beberapa media yang tidak berada di bawah kendali pemerintah atau para oligarki yang dekat hubungannya dengan Kremlin.

Pekerjaan mereka sulit, dan kata pengamat, selama masa kepresidenan Vladimir Putin saat ini, hal itu semakin rumit, tetapi kadang-kadang berbahaya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI