Suara.com - Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menjadi target pembunuhan eksekutor bayaran. Eksekutor pembunuhan tersebut diperintahkan oleh Mayjen (Purn) Kivlan Zein.
Fakta mencengangkan tersebut terungkap melalui pengakuan seorang pelaku eksekutor bernama Irfansyah. Melalui video yang diputar oleh kepolisian di Kantor Kemenpolhukam, Jakarta pada Selasa (11/6/2019), Irfansyah secara blak-blakan membeberkan kronologi rencana pembunuhan.
Dari pengakuan Irfansyah, terungkap sejumlah fakta mengejutkan lainnya. Berikut Suara.com merangkum fakta-fakta mengenai rencana pembunuhan terhadap bos lembaga survei itu.
1. Pelaku Disuruh Kivlan Zein
Irfansyah mengaku bila ia mendapatkan perintah dari Kivlan Zein untuk menghabisi nyawa Yunarto Wijaya. Perintah dari Kivlan Zein tersebut diberikan setelah pencoblosan Pemilu 2019 sekira medio April 2019.
Baca Juga: Sidang Perdana 14 Juni, Sandiaga Berikan Kepercayaan Penuh Kepada Tim Hukum
Irfansyah bertemu dengan Kivlan Zein di parkiran Masjid Raya Pondok Indah. Saat itu, Kivlan Zein menyodorkan telepon seluler berisi foto wajah yunarto Wijaya beserta alamat kantor Yunarto di Jalan Cisanggiri III, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
"Pak Kivlan keluarkan HP dan menunjukkan alamat serta foto Pak Yunarto lembaga quick count, dan Pak Kivlan berkata pada saya coba kamu cek alamat ini, nanti kamu foto dan videokan. Siap saya bilang," ungkap Irfansyah.
2. Dapat Uang Operasional Rp 5 Juta
Dalam menjalankan aksinya, Kivlan Zein memberikan uang operasional sebesar Rp 5 juta. Uang tersebut diperuntukkan biaya perjalanan Irfansyah selama memantau alamat Yunarto Wijaya.
"Lalu beliau berkata lagi, nanti saya kasih uang operasional Rp 5 juta untuk bensin, makan dan uang kendaraan. Lalu saya bilang, siap pak," ujar Irfansyah.
Baca Juga: Alasan Sandiaga Ogah Gubris Usul Andi Arief Setop Berhubungan Setan Gundul
Setelah itu, Irfansyah pun diberikan uang sebesar RP 5 juta secara langsung oleh supir Kivlan Zein. Seusai menerima uang operasional. Irfansyah langsung meninggalkan lokasi bersama dengan Yusuf.
3. Keluarga Dijamin Liburan Kemanapun
Saat melakukan negosiasi dengan Kivlan Zein, Irfansyah mengakui bila ia dijanjikan mendapatkan hadiah liburan kemanapun bila ia sukses menjalankan misi pembunuhan. Hal tersebut disambut gembira oleh irfansyah.
"Pak Kivlan bilang, kalau ada yang bisa eksekusi, saya jamin anak dan istrinya bisa liburan ke mana pun," kata Irfansyah menirukan ucapan Kivlan.
Irfansyah mengiyakan tawaran tersebut. Ia menyanggupi untuk melakukan perintah yang diberikan oleh Kivlan Zein.
4. Pelaku Dua Kali Satroni Rumah Yunarto
Setelah mengantongi alamat Yunarto Wijaya, Irfansyah melancarkan misinya keesokan harinya. Ia bersama dengan rekannya bernama Yusuf mendatangi alamat yang diberikan oleh Kivlan Zein.
Irfansyah dan Yusuf melakukan survei alamat tersebut sebanyak dua kali. Ia memotret dan membuat video kondisi lokasi kantor Yunarto Wijaya.
Setelah dua kali memberikan hasil survei, Irfansyah tidak mendapatkan arahan lanjutan. Ia menduga misi yang diperintahkan oleh Kivlan Zein telah tuntas, kemudian membagi uang operasional yang masih tersisa dengan Yusuf.
5. Pistol Untuk Eksekusi Digadai
Melalui video, Irfansyah mengakui bila ia sempat menggadaikan pistol yang seharusnya digunakan untuk menghabisi nyawa Yunarto Wijaya. Uang hasil gadai senjata itu digunakan untuk membayar kontrakan dan kebutuhan rumah tangga.
Kepada Armi, orang yang menghubungkan Irfansyah dengan Kivlan Zein, Irfansyah mengakui pistol yang digunakan untuk mengeksekusi Yunarto Wijaya digadai.
"Oh iya saya gadai bang, kan itu untuk menutupi kontrakan dan kebutuhan rumah tangga. Kan pelurunya ada sama abang dua yang saya titipkan waktu gadai di Bogor. 'Oh iya Armi aku lupa'. Setelah itu Armi pulang,” tutur Irfansyah.