Suara.com - Tepat pada hari Minggu (9/6/11), Suara.com masih berada di Kota Taipei, Taiwan.
Agenda di hari ketiga kami cukup padat, dan kami sangat bersemangat untuk menghadiri berbagai acara -acara tersebut.
Setelah menikmati sarapan pagi di The Howard Plaza Hotel, kami bergegas menuju ke Taipei Gymnasium.
Bertajuk Taiwan Pencak Silat National Championship 2019 suasana Taipei Gymnasium pada waktu itu begitu ramai.
Baca Juga: Jatuh Hati Sejak Hari Pertama, Menyisir Wisata Halal di Taiwan
Sebagian besar warga Indonesia memadati area pertandingan dan tribun penonton kala itu.
Acara ini perdana dihelat di Taipei untuk memperkenalkan lebih dekat bela diri pencak silat sebagai salah satu kebudayaan dari Indonesia.
Seperti yang sudah kita ketahui sebelumnya, Taiwan saat ini memiliki lebih dari 700 ribu migran asal Asia Tenggara dan Indonesia menduduki angka paling besar.
Ajang perdana di Taiwan ini terselenggara berkat kerjasama Global Workers Organization Taiwan dan Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei serta didukung penuh oleh Department of Sport-Taipei City Government.
Wali Kota Taipei, Ko Wen Je turut hadir memberikan sambutan dalam acara Pencak Silat National Championship tersebut.
Baca Juga: Dikelilingi Lembah Air Panas Alami, Hoshinoya Buka Resort Mewah di Taiwan
"Sebagai budaya Indonesia, kami begitu mendukung pencak silat ini diadakan di kota kami. Keramahan kami akan siap menyambut siapa saja yang datang ke Taipei termasuk warga Indonesia yang mayoritas beragama muslim," sebut Ko Wen Je.
Didi Sumedi selaku Kepala KDEI Taipei turut memberikan beberapa pernyataan kepada media terkait acara olahraga serta kebudayaan ini.
"Dalam upaya connecting people to people, saya berharap pencak silat ini juga menjadi ajang memperkenalkan budaya Indonesia dan mempererat persaudaraan," ujar Didi Sumedi.
Didi juga mengatakan, perguruan pencak silat yang ada di Taiwan ini menjadi salah satu kegiatan postif para TKI untuk mengasah bakat mereka.
Para peserta juga terlihat berjajar semangat serta antusias mengikuti kompetisi tersebut.
Belum sampai selesai pertandingan, kami harus meninggalkan Taipei Gymnasium untuk menghadiri acara selanjutnya.
Sebelum bergegas menuju Taman Daan, kami diajak untuk mampir makan siang di sebuah restoran halal tak jauh dari lokasi perlombaan pencak silat.
Namanya Thai Yunus Halal Restaurant.
Memasuki restoran, kami disambut baik dan ramah oleh para pegawai.
"Assalamualaikum," salah satu pegawai menyapa kami dengan salam.
Tak butuh waktu lama kami segera menyantap berbagai hidangan halal nan sedap yang tersedia di atas meja.
Beberapa di antaranya ada tom yum, ikan tim dan sayur-sayuran lainnya.
Tak perlu khawatir jika waktu shalat telah tiba karena Thai Yunus Halal Restaurant ini menyediakan mushola yang nyaman untuk para pelanggan.
Kami juga menyempatkan shalat Dzuhur usai makan siang bersama rombongan lainnya.
Setelah kenyang dan selesai menunaikan shalat, kami melanjutkan perjalanan menuju Taman Daan.
Di sinilah acara besar perayaan Gemilang Idul Fitri Taipei berlangsung.
Memasuki Taman Daan, kami langsung bertegur sapa dengan teman-teman dari Indonesia.
Antrean mengular sepanjang pintu masuk, beberapa di antaranya berbaris untuk mendapatkan suvenir langsung dari wali kota Taipei, Ko Wen Je.
Orang-orang memenuhi Taman Daan pada waktu itu.
Memiliki konsep ala piknik beralaskan rumput hijau, banyak warga Indonesia berbondong-bondong dan memeriahkan acara Gemilang Idul Fitri tersebut.
Bukan hanya warga Indonesia saja, wisatawan asing dan lokal Taiwan juga banyak yang berkunjung ke acara ini.
Kurang lebih sekitar 50 stan kuliner halal dan suvenir berdiri di acara Gemilang Idul Fitri tersebut.
Acara diawali dengan Tari Saman nan memukau yang dibawakan oleh teman-teman dari Indonesia.
Gerak tari dan alunan lagu ini membuat penonton semakin bersemangat.
Peresmian acara dimulai dengan penarikan balon bertuliskan Eid al Fitr oleh Ko Wen Je Wali Kota Taipei dan Didi Sumedi, Kepala KDEI.
Didi Sumedi mengucapkan terima kasih atas antusiasme pemerintah Taiwan yang mendukung penuh budaya dan kegiatan untuk Indonesia.
Melalui sambutannya, Walikota Taipei Ko Wen Je sangat mendukung adanya wisata ramah muslim di Taipei.
"Taiwan telah memiliki banyak hotel dan restoran bersertifikasi ramah muslim, rencana kedepannya akan ada rumah sakit muslim di Taipei agar wisatawan semakin nyaman," ungkap Ko Wen Je.
"Saya sangat berterima kasih atas antusiasme yang luar biasa dan berharap acara seperti ini bisa berlangsung terus di kemudian hari," imbuhnya.
Kepala KDEI, Didi Sumedi juga sempat bertukar kenang-kenangan berupa miniatur Borobudur yang terbuat dari perak.
Sambil mendengarkan alunan musik di acara Gemilang Ramadan, kami juga sempat bercakap-cakap dengan salah seorang pekerja yang berasal dari Indonesia.
Nur Hidayah, salah satu warga Indonesia asli Ponorogo yang berangkat ke Taiwan untuk mengadu nasib.
Nur Hidayah sendiri sudah dua kali melewatkan Lebaran bersama keluarganya di Ponorogo.
"Perasaan kangen pasti ya, meninggalkan keluarga, tapi ya bagaimana lagi demi anak saya rela sih, untuk sekolah juga kan," ungkap Nur Hidayah.
Ketika ditanya soal acara Gemilang Idul Fitri ini, Nur Hidayah mengaku senang karena bisa istirahat sejenak dari pekerjaanya sebagai perawat dan berkumpul bersama para sahabatnya
Hari menjelang sore, kami bergegas kembali menuju ke The Howard Plaza Hotel.
Namun, kami merasa belum puas pada sore itu.
Sempat beristirahat sebentar di hotel, akhirnya kami memutuskan untuk menjelajah destinasi wisata alam di Taipei yakni Xiang Shan.
Xiang Shan atau yang dikenal juga sebagai Elephant Mountain, merupakan salah satu destinasi wisata alam populer di Taipei.
Berlokasi di Distrik Nangang, tempat ini dinamakan Elephant Mountain karena jika dilihat dari kejauhan bentuk bukit ini mirip dengan gajah lengkap dengan belalai panjangnya.
Menariknya lagi, di sini Anda bisa melihat Menara 101 Taipei dengan jelas dari ketinggian 185 meter.
Tak mudah untuk mencapai puncak tertinggi di Xiang Shan.
Kami harus terlebih dahulu menapaki ratusan anak tangga yang dikelilingi oleh hutan rimbun yang masih asri di tengah Kota Taipei.
Lelah, keringat bercucuran deras serta haus sempat terasa ketika kami berjalan menuju puncak Xiang Shan.
Belum lagi, menjelang puncak teratas kaki kami terasa bergetar.
Namun, rasa letih kami terbayar ketika tiba di puncak Xiang Shan.
Menempuh waktu 20 menit mendaki rasanya tak sia-sia.
Menara 101 Taipei berdiri gagah sempurna dari kejauhan.
Lewat Xiang Shan ini kalian juga bisa berfoto dengan latar belakang Menara 101 Taipei dari kejauhan.
Tidak sedikit wisatawan lokal dan mancanegara yang beramai-ramai rela antri demi mendapatkan angle sempurna saat berfoto.
Banyak pula warga lokal yang berkunjung ke Xiang Shan untuk sekedar berolahraga.
Tak perlu khawatir merogoh kocek cukup dalam, karena pengalaman seru ini bisa kamu dapatkan secara gratis.
Tapi perlu diketahui, tangga yang sedikit licin membuat kalian harus berhati-hati ketika melangkah.
Hari mulai gelap, kami akhirnya memutuskan untuk turun ke bawah dan meninggalkan Xiang Shan.
Kembali ke hotel, kami saling berpamitan karena ini hari terakhir kami berada di Taipei.
Senang rasanya bisa berkenalan dengan teman-teman baru termasuk beberapa Influencer di antaranya ada Julia dan Marius dari Anak Jajan serta Yusi Fadila dari Batam.
Kami juga sempat bertukar cerita dan berbagi tawa ketika berada di Taiwan.
Terima kasih Taiwan sudah memberikan Suara.com pengalaman tak terlupakan di Taipei.
Banyak sekali pengalaman baru, menyenangkan di sini termasuk di antaranya fasilitas ramah muslimnya.
Rasanya tak sabar ingin kembali lagi berkunjung ke Taipei untuk menjelajah berbagai wisata dan kulinernya.
Sampai jumpa dan terima kasih Taiwan!