Pistol untuk Bunuh Yunarto Wijaya Charta Politika Malah Digadai Irfansyah

Selasa, 11 Juni 2019 | 17:33 WIB
Pistol untuk Bunuh Yunarto Wijaya Charta Politika Malah Digadai Irfansyah
Mabes Polri saat menggelar jumpa pers di Kemenkopolhukam. (Suara.com/Ria Rizki).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Irfansyah, tersangka perencana pembunuhan 4 pejabat negara dan 1 pemimpin lembaga survei politik, mengakui mendapat perintah dari Mayjen Purnawirawan Kivlan Zen untuk menghabisi nyawa Yunarto Wijaya, Direktur Eksekutif Charta Politika.

Hal tersebut diungkapkan Irfansyah melalui video yang ditayangkan Mabes Polri saat konferensi pers tentang kerusuhan 22 Mei, di kantor Kemenkopolhukam, Selasa (11/6/2019).

Irfansyah juga mengakui sudah diberikan senjata api untuk mengeksekusi Yunarto. Namun, senpi tersebut ia gadaikan untuk melunasi utang pembayaran rumah kontrakannya.

Baca Juga: Kronologi Kivlan Zein Suruh Pembunuh Bayaran Intai Yunarto Charta Politika

“Pada bulan April, dua hari setelah hari pemungutan suara pemilu, saya ditelepon Armi untuk bertemu Pak Kivlan Zen di Masjid Pondok Indah. Kebetulan sewaktu Armi nelepon, saya bersama Yusuf di Pos Peruri,” tutur Irfansyah mengawali kesaksiannya.

Keesokan harinya, kata Irfansyah, dia mengajak Yusuf bertemu Kivan Zen di Masjid Raya Pondok Indah. Ia berangkat memakai mobil Suzuki Ertiga milik Yusuf ke masjid tersebut, sekitar pukul 13.00 WIB.

Sesampainya di masjid, mereka menunggu di area parkir menunggu Armi datang. Armi datang mengendarai sepeda motor.

“Lalu kami duduk sambil minum kopi dan makan. Tak lama, Pak Kivlan datang memakai mobil, bersama sopirnya, Eka. Pak Kivlan salat Asar sebentar di masjid. Setelahnya, Armi memanggil saya untuk masuk ke mobil Pak Kivlan. Dalam mobil, hanya ada Pak Kivlan,“ tuturnya.

Dalam mobil itulah, Irfansyah mengakui Kivlan Zen mengeluarkan ponsel untuk menunjukkan foto Yunarto Wijaya.

Baca Juga: Bos Charta Politika Yunarto Wijaya Mau Ditembak Mati, Tapi Sudah Memaafkan

“Pak Kivlan mengeluarkan ponsel, menunjukkan alamat serta foto Pak Yunarto lembaga quick count. Pak Kivlan berkata kepada saya, coba kamu cek alamat ini, nanti kamu foto dan videokan. Siap saya bilang,” jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI