Suara.com - Warga Kampung Muara Baru, Jakarta Utara, Kartono mengklaim sampah yang berada di Waduk Pluit bukan berasal dari kampungnya. Sampah itu menimbulkan bau tak sedap di sekitar waduk.
Kartono yakin sampah ini bukan berasal dari Kampung Muara Baru, sebab kampungnya saat ini sudah menggelar iuran untuk pembuangan sampah.
"Kalau dulu iya asal buang asal cemplung saja, sekarang sudah iuran, enggak buang ke waduk lagi," kata Kartono kepada Suara.com, Selasa (11/6/2019).
Menurutnya, kegiatan pengerukan yang dilakukan alat berat dari Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta di waduk pluit memang setiap hari dilakukan, namun ia heran kenapa belakangan lumpur dan sampah semakin banyak.
Baca Juga: Pemprov DKI Data Warga Pendatang Usai Lebaran Pada 14 Juni - 3 Juli 2019
"Dulu ini rumah semua pinggirnya, semenjak direlokasi Pak Jokowi, Pak Ahok ini jadi lumayan diurus, dibeton, tapi ini saya juga heran dari mana sampah dan lumpur ini," jelasnya.
Sebelumnya, Asisten Sekretaris Daerah Bidang Pembangunan dan Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, Yusmada Faizal menerangkan kondisi cuaca di DKI Jakarta beberapa hari belakangan yang diguyur hujan gerimis dan cuaca mendung, membuat Waduk Pluit harus segera dikosongkan sampai dengan air dalam kondisi level air terendah atau low water level.
Dengan melakukan pengosongan hingga tingkat low water level ini diharapkan Waduk Pluit dalam kondisi siap untuk menampung air ketika hujan datang maupun kiriman aliran sungai dari hulu. Proses inilah yang akhirnya memperlihatkan endapan lumpur di sebagian wilayah Waduk Pluit.
Untuk diketahui, Waduk Pluit merupakan waduk pengendali banjir utama untuk mengatasi banjir di DKI Jakarta dengan luas 80 hektar dan luas daerah tangkapan air (dam catchment area) 2.400 hektar.
Baca Juga: Anies Dikritik Besarnya Biaya Mudik Gratis, Pemprov DKI Beberkan Rinciannya