Tidak secara gamblang menjawab pertanyaan, Jansen Sitindaon pun malah meminta publik untuk tidak menuduh Partai Demokrat 'menjilat' kekuasaan.
"Kalau terkait Demokrat, jangan kami dituduh mau masuk ke Pak Jokowi. Demokrat itu siap di luar (koalisi) dan siap di dalam (pemerintahan)," ujar Jansen Sitindaon.
Sebelumnya, Rachland Nashidik mengusulkan Prabowo Subianto membubarkan koalisi Pilpres 2019, yaitu Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto - Sandiaga Uno. Sebab pemilu sudah selesai dengan KPU memenangkan Joko Widodo - Maruf Amin.
Rachland Nashidik mengatakan kalau pun Prabowo - Sandiaga gugat hasil pemilu ke MK, itu tidak lagi melibatkan partai koalisi. Sebab itu sudah menjadi urusan calon presiden dan wakil presiden.
Baca Juga: Elite Demokrat: Prabowo Keok di TPS Sandiaga, Siapa yang Tidak Serius?
"Pak @prabowo, Pemilu sudah usai. Gugatan ke MK adalah gugatan pasangan Capres. Tak melibatkan peran Partai. Saya usul, Anda segera bubarkan Koalisi dalam pertemuan resmi yang terakhir. Andalah pemimpin koalisi, yang mengajak bergabung. Datang tampak muka, pulang tampak punggung," kata Rachland dalam akun twitternya, @RachlanNashidik, Minggu (9/6/2019).
Tak hanya menyarankan ke Prabowo, Rachland Nashidik pun sarankan Jokowi juga bubarkan koalisi di Tim Kemenangan Nasional Jokowi - Maruf Amin.
"Anjuran yang sama, bubarkan Koalisi, juga saya sampaikan pada Pak @jokowi. Mempertahankan koalisi berarti mempertahankan perkubuan di akar rumput. Artinya mengawetkan permusuhan dan memelihara potensi benturan dalam masyarakat. Para pemimpin harus mengutamakan keselamatan bangsa," kata dia.
"Siapapun nanti yang setelah sidang MK menjadi Presiden terpilih, dipersilahkan memilih sendiri para pembantunya di Kabinet. Kenangan Partai mana yang setia dan berguna bagi direksi politik Presiden terpilih tak akan pupus karena koalisi sudah bubar. Begitulah sistem Presidensial," lanjut dia.
Baca Juga: Mau Bubarkan Koalisi Pilpres, TKN Jokowi Nilai Pola Pikir Demokrat Salah