Suara.com - Program mudik gratis yang digelar oleh Pemprov DKI Jakarta mendapatkan banyak kritik karena anggarannya yang mencapai Rp 14 miliar dianggap terlalu besar. Di media sosial, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mendapat banyak kritik.
Program mudik gratis ini diadakan untuk 10 kota tujuan yakni Ciamis, Kuningan, Tegal, Pekalongan, Semarang, Kebumen, Solo, Wonogiri, Yogyakarta dan Jombang.
Para pemudik diberangkatkan dari Monas pada 30 Mei 2019 dan kembali ke Ibu Kota pada 8 dan 9 Juni 2019.
Pemprov DKI kemudian membantah kabar yang beredar di media sosial, menurut Pemprov DKI biaya itu sudah normal dengan estimasi biaya per orang Rp 358.000 yang diangkut menggunakan total 594 bus (372 mudik dan 222 balik).
Baca Juga: Tolak Anies Bangun Rusun, Korban Kebakaran Kampung Bandan Lakukan Ini
"Anggaran dengan jumlah tersebut bukan hanya diperuntukan bagi sewa bus, melainkan juga untuk menyewa truk pengangkut motor dengan total 62 truk (36 truk arus mudik dan 26 truk arus balik), pajak, pengawasan, pelaksanaan, dan pengelolaan acara. Sehingga, anggaran untuk sewa bus saja sebesar Rp 11,4 miliar," tulis Pemprov DKI melalui keterangan resminya, Minggu (9/6/2019).
Kendati demikian, jika dirata-rata, maka rincian anggaran untuk sewa bus secara umum sebagai berikut:
- Anggaran untuk sewa bus: Rp 11,48 Miliar
- Jumlah bus: 594 bus (372 saat arus mudik dan 222 saat arus balik)
- Maka, harga sewa rata-rata: Rp 11,48 Miliar / 594 bus = Rp 19,3 juta/bus
Baca Juga: Koalisi Pejalan Kaki Puji Anies Pindahkan Mobil Media dari Trotoar, Tapi...
- Kapasitas bus: 54 orang
- Maka, biaya rata-rata per orang: Rp 19,3 juta/54 orang = Rp 358 ribu/orang