Suara.com - Suara itu tak putus-putusnya keluar dari sebuah radio kecil di sebuah ruangan yang terlalu luas untuk diisi oleh seorang petugas yang memantau layar-layar monitor besar.
Layar-layar monitor itu menunjukkan rekaman kamera pemantau atau CCTV di seluruh ruas jalan di tol Jakarta-Cikampek.
Jupri Suryanto (40), merupakan salah satu petugas informasi dan komunikasi ruas tol Jakarta-Cikampek yang sudah 10 tahun mengawasi lalu lalang kendaraan di tol lewat layar monitor yang direkam CCTV tersebut.
Dengan santai duduk di ruang kerjanya sembari mendengarkan suara-suara yang masuk ke radio, Jupri pun bercerita soal pekerjaannya yang memiliki tanggung jawab memberikan informasi kepada para petugas agar secepatnya bisa menangani masalah lalu lintas yang ada di jalan tol.
Baca Juga: Arus Balik Membludak, Kendaraan Mengular 9 Km hingga Pelabuhan Bakauheni
Pekerjaannya memang berkutat pada menerima dan menyebarkan informasi seputar jalan tol. Namun, ia cukup bersyukur karena bisa menjadi orang yang menyampaikan informasi demi kepentingan pengguna jalan tol dan petugas tol.
"Jadi kalau misalkan ada mobil yang mogok di jalan tol nanti pengendara menelepon call center tol. Dari call center, diinformasikan ke kami untuk kami bantu informasikan ke petugas derek," kata Jupri seperti dilansir Antara pada Minggu (9/6/2019).
Di momen Lebaran ini, Jupri mengungkapkan tugasnya sebagai penyedia informasi jalan tol berbeda dari hari-hari biasanya karena meningkatnya volume kendaraan yang melewati jalan tol Jakarta-Cikampek saat arus mudik maupun arus balik.
Pada arus mudik 2018, ia mengatakan banyak pengendara yang mengalami masalah di jalan tol sehingga permintaan jasa derek meningkat. Repot? Tentu saja. Suara radio dan aplikasi pengiriman pesan tidak henti-hentinya masuk meminta pengiriman mobil derek, dan mulutnya tidak henti-hentinya berbicara untuk menginformasi para petugas derek.
Tidak hanya radio, Jupri juga mengungkapkan pekerjaannya akrab dengan dua buah gawai, sebuah portofon, satu komputer, dan layar monitor besar di hadapannya. Itu semua harus terpantau olehnya. Karena jika tidak, ia bisa ketinggalan informasi dan telat memberikan bantuan kepada pengguna jalan tol Cikampek.
Baca Juga: Imbas One Way Arus Balik, Pengendara Mobil 2 Jam Terjebak Macet di Karawang
Sehari-hari Jupri bertugas bergantian dengan kawan petugas lainnya. Terdapat tiga jadwal dalam satu hari, yakni 06.00-14.00 WIB, 14.00-22.00 WIB, dan 22.00-06.00 WIB.
Suka Duka Sang Petugas Jalan Tol
Selama arus mudik dan arus balik Lebaran ini, Jupri mengakui pekerjaannya jauh lebih sibuk. Jika di hari-hari biasa ia bisa merasa lebih leluasa, saat arus mudik dan balik banyak yang terjadi di jalan tol seperti kecelakaan, mogok, mobil yang berhenti di bahu jalan, pengendara yang sakit, hingga lebih seringnya pemberlakuan sistem rekayasa lalu lintas satu arah (one way) dan lawan arus (contraflow).
Jupri sebagai Petugas informasi adalah orang yang mengetahui segala macam kejadian di jalan tol dan bertanggung jawab berkoordinasi dengan para petugas tol. Sehingga ia tidak bisa meninggalkan kursi dan meja kerjanya begitu saja. Pun untuk melakukan salat dan pergi ke toilet, ia harus menunggu ada orang lain yang bisa memonitor sementara informasi yang masuk.
Bukan hanya itu, tugasnya yang juga memantau layar yang menunjukkan CCTV di sepanjang ruas jalan tol, ia terpaksa harus berhadapan dengan banyak layar monitor besar.
"Kadang jenuh karena sendirian. Belum lagi capek mata karena harus menatap layar terus selama berjam-jam, " keluhnya.
Selain itu, pekerjaannya yang akrab dengan banyak alat komunikasi, dirinya terkadang merasa kerepotan karena terkadang semua alat komunikasi itu berbunyi pada waktu bersamaan, dan informasi yang masuk pun berbeda-beda.
Saat itu jam suda menunjukkan sekitar pukul 20.00 WIB. Di sela-sela perbincangannya, ia tampak serius mendengar suara dari radionya. Ia mengatakan ada perintah untuk menerapkan one way di ruas jalan tol Cikampek.
Setelah itu, ia pun tampak sibuk memberikan informasi tersebut kepada seluruh petugas yang berada di sepanjang ruas jalan tol Jakarta-Cikampek untuk mensterilkan satu ruas jalan tol.
Suara radio pun mulai terdengar, "monitor monitor taruna, " ucap Jupri.
"KM 37 sudah steril komandan," terdengar suara lain masuk melalui radio pemancar itu.
Dengan suka dukanya yang dialami selama menjadi petugas informasi jalan tol, Jupri merasa puas menjadi petugas di sentral komunikasi karena bisa memberikan informasi terbaru seputar jalan tol. Bahkan ia juga bangga dengan pekerjaannya karena teman-teman nya pun selalu bertanya terkait informasi jalan tol kepada dirinya.