Suka Duka Sang Petugas Jalan Tol
Selama arus mudik dan arus balik Lebaran ini, Jupri mengakui pekerjaannya jauh lebih sibuk. Jika di hari-hari biasa ia bisa merasa lebih leluasa, saat arus mudik dan balik banyak yang terjadi di jalan tol seperti kecelakaan, mogok, mobil yang berhenti di bahu jalan, pengendara yang sakit, hingga lebih seringnya pemberlakuan sistem rekayasa lalu lintas satu arah (one way) dan lawan arus (contraflow).
Jupri sebagai Petugas informasi adalah orang yang mengetahui segala macam kejadian di jalan tol dan bertanggung jawab berkoordinasi dengan para petugas tol. Sehingga ia tidak bisa meninggalkan kursi dan meja kerjanya begitu saja. Pun untuk melakukan salat dan pergi ke toilet, ia harus menunggu ada orang lain yang bisa memonitor sementara informasi yang masuk.
Bukan hanya itu, tugasnya yang juga memantau layar yang menunjukkan CCTV di sepanjang ruas jalan tol, ia terpaksa harus berhadapan dengan banyak layar monitor besar.
Baca Juga: Arus Balik Membludak, Kendaraan Mengular 9 Km hingga Pelabuhan Bakauheni
"Kadang jenuh karena sendirian. Belum lagi capek mata karena harus menatap layar terus selama berjam-jam, " keluhnya.
Selain itu, pekerjaannya yang akrab dengan banyak alat komunikasi, dirinya terkadang merasa kerepotan karena terkadang semua alat komunikasi itu berbunyi pada waktu bersamaan, dan informasi yang masuk pun berbeda-beda.
Saat itu jam suda menunjukkan sekitar pukul 20.00 WIB. Di sela-sela perbincangannya, ia tampak serius mendengar suara dari radionya. Ia mengatakan ada perintah untuk menerapkan one way di ruas jalan tol Cikampek.
Setelah itu, ia pun tampak sibuk memberikan informasi tersebut kepada seluruh petugas yang berada di sepanjang ruas jalan tol Jakarta-Cikampek untuk mensterilkan satu ruas jalan tol.
Suara radio pun mulai terdengar, "monitor monitor taruna, " ucap Jupri.
Baca Juga: Imbas One Way Arus Balik, Pengendara Mobil 2 Jam Terjebak Macet di Karawang
"KM 37 sudah steril komandan," terdengar suara lain masuk melalui radio pemancar itu.