Suara.com - Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Bara Hasibuan menganggap Hari Raya Idul Fitri sebagai momen untuk rekonsiliasi pascapilpres 2019 lalu.
Menurutnya, pilpres yang mempertemukan Jokowi - Maruf dengan Prabowo - Sandi itu berlangsung panas.
Lantaran itu, ia juga meminta kedua kubu tersebut agar saling memaafkan di hari lebaran. Terlebih lagi sempat terjadi kericuhan di beberapa daerah di Jakarta usai rekapitulasi suara resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) 21-22 Mei lalu.
"Jadi kita betul-betul gunakan hari raya ini untuk saling memaafkan dan berrekonsiliasi antarpesaing di pilpres," ujar Bara saat menghadiri open house di rumah Zulkifli Hasan, Jakarta Selatan, Rabu (5/6/2019).
Baca Juga: Gelar Pertemuan Tertutup, Jimly: Ada Optimisme Rekonsiliasi 2 Kubu Capres
Bara menganggap rekonsiliasi usai pemilu menjadi hal yang wajar dalam sistem demokrasi. Dalam rekonsiliasi tersebut, pihak yang kalah, disebut Bara, harus bisa menerima kekalahannya demi masa depan bangsa.
"Walaupun kecewa atau tidak terima, tapi itu semua harus dikesampingkan demi kepentingan bangsa, kepentingan nasional," kata Bara.
Ia mencontohkan Pemilu di Amerika 2016 lalu yang mempertemukan Hillary Clinton dengan Donald Trump. Menurutnya meskipun terjadi sengketa, Hillary mau menerima kekalahannya lewat pidato dan bahkan menghubungi Donald Trump untuk menyampaikan selamat atas kemenangannya secara langsung.
"Hillary walaupun sakit, malu, dan sedih sekali tetap saja melakukan pidato untuk menerima hasil tersebut dan sebelumnya dia menelpon trump untuk memberikan selamat," kata Bara.
Baca Juga: Kubu Prabowo Janjikan Rekonsiliasi Nasional, Jika...