Di Kampung Tengah Jakarta, Idul Fitri Tidak Hanya Milik Umat Muslim

Selasa, 04 Juni 2019 | 17:50 WIB
Di Kampung Tengah Jakarta, Idul Fitri Tidak Hanya Milik Umat Muslim
Warga non muslim dan muslim di Gang Eka Dharma berkumpul. (Foto dok. Warga)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wilayah Kampung Tengah, Jakarta Timur terdapat Gereja Kristen Pasundan (GKP) dan Musala Al Mukhlashiin. Bangunan Gereja dan Musala itu tepatnya berada di Gang Eka Dharma, RT 01/RW 08.

Diketahui GKP sudah berdiri pada tahun 1970. Sementara musala Al Mukhlashiin berdiri pada tahun 1990-an.

Meski berbeda keyakinan, masyarakat di sana memiliki toleransi yang tinggi dan sudah dibangun sejak lama, bahkan sudah dilakukan dari turun tenurun. Hal itu diungkapkan Ketua RT 01 RW 08, Neng Herti.

Neng Herti menerangkan, toleransi yang ditunjukan warga RT 01 Kampung Tengah diantaranya adalah sejumlah warga non muslim berkeliling dari rumah ke rumah saat Hari Raya Lebaran. Atau saat perayaan Hari Natal umat Islam menyambangi warga non muslim.

Baca Juga: Demi pemudik, Sopir Bus Pun Rela Tidak Berlebaran Bersama Keluarga

Neng Herti menuturkan, saat H-1 atau saat Lebaran biasanya warga muslim mengirimkan makanan kepada warga non muslim. Begitu pun sebaliknya, warga non muslim mengirimkan makanan saat Natal.

"Seperti sekarang ini saya sudah masak, rendang, opor ayam, dikasih ke tetangga non muslim. Diantar ke rumah masing-masing. Dan besoknya mereka yang non muslim ke rumah tinggal salam-salaman," ujar Neng Herti saat ditemui di kediamannya, Gang Eka Darma, RT 01/RW 8, Kampung Tengah, Jakarta Timur, Selasa (4/6/2019).

Bangunan Gereja Kristen Pasundan (GKP) di Gang Eka Dharma, RT 01/RW 08, Kampung Tengah, Jakarta Timur. (Suara.com/Umay Saleh).
Bangunan Gereja Kristen Pasundan (GKP) di Gang Eka Dharma, RT 01/RW 08, Kampung Tengah, Jakarta Timur. (Suara.com/Umay Saleh).

Tahun Baru Berkumpul di Rumah Pendeta

Saat perayaan Natal atau Tahun Baru, Neneng mengatakan sejumlah warga Muslim mendatangi rumah pendeta untuk berkumpul bersama. Mereka berkumpul untuk merayakan malam tahun baru.

"Kalau Natalan ada yang kasih kue. Malamnya pada tanggal 31 kerumah bu pendeta, kita makan bersama, bersilaturahim," kata Neng Herti yang sudah 16 tahun menjabat sebagai ketua RT.

Baca Juga: Lebaran Kemarin, Negara Ini Jadi yang Pertama Rayakan Idul Fitri

Sementara, Pendeta GKP Magyolin Carolina Tuasuun mengaku senang melihat kerukunan, toleransi umat beragama yang ada di gang Eka Dharma ketika awal tinggal di Kampung Tengah.

Menurutnya, sikap toleransi yang sangat tinggi yang ditunjukkan oleh warga setempat.

"Tidak membayangkan akan seguyub ini. Agak ragu ini sebelumnya. Waktu saya tinggal di daerah Jati Asih, warganya tidak sekompak ini," ucap Carolina.

 Neng Herti, Ketua RT 01 RW 08, Kampung Tengah, Jakarta Timur. (Suara.com/Umay Saleh)
Pendeta GKP Magyolin Carolina Tuasuun di Jakarta Timur. (Suara.com/Umay Saleh)

Carolina menuturkan, ia memiliki program untuk anak-anak yakni Komunitas Anak Sabtu Ceria yang berisi dongeng.

Di acara tersebut, dirinya bersama rekannya membacakan dongeng yang berisikan atau bercerita soal keberagamaan, perbedaan kepada anak-anak baik muslim dan non muslim. Program tersebut diadakan di Aula Gereja ataupun Musala.

"Biasanya sebulan sekali diadakan di gereja dan kadang di aula musala," kata dia.

Ustadz Khairullah. (Suara.com/Umay Saleh)
Ustadz Khairullah. (Suara.com/Umay Saleh)

Di tempat yang lain, tokoh Muslim Ustadz Khairullah mengatakan tolerensi umat beragama sudah menjadi tradisi turun temurun warga setempat. Bahkan orangtua Khairullah sudah berpesan untuk tetap menjaga sikap toleransi di lingkungannya.

"Jaga kerukunan yang sudah lama. Saya sangat mendukung tradisi ini dan tetap harus dijaga kekompakan warga," ucap Khairullah.

Tak hanya itu, ia mengatakan kebersamaan antara warga non muslim dengan umat Islam di gang Eka Dharma juga terjalin saat ucapara bendera 17 Agustus yang sudah berlangsung sejak tahun 1980an.

Saat upacara bendera kata Khairullah, Ketua RT dalam pidatonya, mengajak warga untuk tetap saling menjaga kerukunan umat beragama yang sudah dibangun sejak lama.

Musala Al Mukhlashiin di Gang Eka Dharma, RT 01/RW 08, Kampung Tengah, Jakarta Timur. (Suara.com/Umay Saleh).
Musala Al Mukhlashiin di Gang Eka Dharma, RT 01/RW 08, Kampung Tengah, Jakarta Timur. (Suara.com/Umay Saleh).

"Pada saat upacara bendera itu pun yang mengatakan bu RT mengajak warganya untuk menjaga kerukunan yang sudah lama dibina," kata Khairullah.

Melihat kekompakan dan kerukunan warga di gang Eka Dharma, Khairullah mengaku senang bisa tinggal di lingkungan yang memiliki toleransi yang tinggi.

"Saya senang tinggal di situ. Karena tingkat toleransinya tinggi sampai terdengar ke RT lain ataupun sampai ke kecamatan," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI