Bom Bunuh Diri Kartasura, Partai Demokrat: Temannya Setan Gundul

Selasa, 04 Juni 2019 | 16:47 WIB
Bom Bunuh Diri Kartasura, Partai Demokrat: Temannya Setan Gundul
Lokasi bom bunuh diri di Sukoharjo. (Suara.com/Ari)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Partai Demokrat kembali mengeluarkan sebutan setan gundul. Kali ini sebutan tersebut dilabeli untuk pelaku bom bunuh diri di Pos Pengamanan Lebaran 2019 di kawasan Bundaran Kartasura, Sukoharjo yang diyakini sebagai teman setan gundul.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean.

Awalnya, seorang warganet mengunggah sebuah video detik-detik sesaat setelah bom meledak.

Dalam video tampak pelaku sudah tergeletak bersimbah darah di depan pos polisi. Beberapa kali pelaku menggerakkan anggota tubuhnya, mengganti posisi menandakan si pelaku masih hidup meski kondisi tubuhnya sudah berlumuran darah.

Baca Juga: Bomber Bunuh Diri Kartasura Rofik Asharudin Tak Masuk Jaringan Teroris

Melalui Twitter @ferdinandhaean2, Ferdinand Hutahaean menyebut pelaku bom bunuh diri merupakan teman setan gundul.

"Ini teman-temannya si setan gundul," kata Ferdinand Hutahaean seperti dikutip Suara.com, Selasa (4/6/2019).

Istilah setan gundul sendiri pertama kali diungkapkan oleh politisi Andi Arief. Melalui akun Twitter, Andi Arief menyebut ada pemasok kesesatan kemenangan hasil survei internal Capres Cawapres nomor urut 02 Prabowo - Sandiaga, yakni setan gundul.

Meski demikian hingga kini siapa sosok setan gundul yang dimaksud oleh Andi Arief belum juga terungkap dan masih menjadi misteri.

Untuk diketahui, aksi bom bunuh diri terjadi di Pos Pengamanan Lebaran 2019 di kawasan Bundaran Kartasura, Sukoharjo pada Senin (3/6/2019) pukul 22.30 WIB.

Baca Juga: Buang Botol dari Dalam Mobil, Pengemudi Nyaris Renggut Nyawa Bocah

Pelaku merupakan seorang pemuda berusia 22 tahun bernama Rofik Asharudin.

Meski ledakan terdengar cukup keras, Rofik Asharudin masih hidup dan menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

Dari hasil penyelidikan kepolisian, Rofik Asharudin tidak masuk dalam jaringan teroris namun sudah terpapar dengan paham ISIS.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI