Suara.com - Rofik Asharudin, lelaki 22 tahun menjadi pelaku bom bunuh diri Kartasura di Pos Pengamanan (Pospam) Lebaran 2019 di kawasan Bundaran Kartasura, Sukoharjo, Senin (3/6/2019) malam. Namun Rofik Asharudin masih hidup.
Rofik Asharudin kini tengah dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara, Semarang. Dalam keseharian, Rofik Asharudin dan keluarganya dikenal sebagai pribadi tertutup. Kepala Desa Wirogunan, Marjono mengatakan, Rofik dan keluarganya jarang bersosialisasi dengan tetangga di lingkungan sekitar.
"Rofik jarang bersosialisasi dengan lingkungan. Dia lulusan MAN 2 Solo. Pernah jualan gorengan dulu sekitar Pasar Nongko dan UNS. Sekarang pengangguran. Orang tuanya aktivitasnya sebagai penjahit. Ibunya pengusaha katering. Jadi, dia tidak mendapat pengawasan di rumah,” kata Marjono di dekat rumah Rofik Asharudin.
Kepolisian Jawa Tengah menyita sejumlah benda di rumah Rofik Asharudin. Benda itu ditemukan dari hasil penggeledagan di rumah Rofik Asharudin.
Baca Juga: Tergoda Sebarkan Foto Aksi Teror Bom Kertasura? Ini Dampak Psikologisnya
Rofik Asharudin warga Dusun Kranggan RT 001/RW 002, Wirogunan, Kartasura, Sukoharjo.
“Penggeledahan berlangsung selama 15 menit. Saya ikut menyaksikan. Yang saya tahu polisi menemukan belerang, arang, kabel-kabel, baterai HP. Jumlahnya dua plastik kecil. Ada alumunium sebesar jari,” terang Marjono.
Marjono menambahkan semua barang tersebut ditemukan di dalam lemari pakaian Rofik yang berada di dalam rumahnya. Saat ini, rumah Rofik di kawasan Dusun Kranggan, Wirogunan, Kartasura, Sukoharjo, disterilkan. Polisi tidak menemukan senjata apa pun saat menggeledah rumah Rofik.
“Saya di dalam tadi hanya menyaksikan. Barang-barang semua dibawa polisi. Lokasinya di dalam rumah pelaku. Semua barang itu ditemukan di lemari pakaian kamar Rofik,” sambung Marjono.
Baca Juga: Bom Bunuh Diri Kartasura Berjenis Low Explosive, Bikin Bomber Sampai Kritis