Pemudik Difabel Harus Merangkak dan Pipis Pakai Plastik di Rest Area KM 39

Senin, 03 Juni 2019 | 16:23 WIB
Pemudik Difabel Harus Merangkak dan Pipis Pakai Plastik di Rest Area KM 39
Ilustrasi penyandang disabilitas berkursi roda. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Fasilitas publik di rest area tol Jakarta - Cikampek KM 39 belum ramah bagi penyandang disabilitas. Hal tersebut disampaikan berdasarkan hasil audit yang dilakukan dalam program Mudik Ramah Anak dan Disabilitas (MRAD).

Peserta MRAD, Pungki (44) dan Widodo (37) yang mudik dengan tujuan ke Jawa Timur mengatakan, ketika memasuki di rest area KM 39 Cikarang fasilitas untuk penyandang disabilitas dinilai minim.

Seperti untuk mengakses toilet mereka harus melalui tanjakan, undakan dan tidak ada area jalur landai atau ramp.

Selain itu dari tiga lokasi toilet rest area di KM 39 Cikarang hanya satu yang memiliki tanda akses disabilitas.

Baca Juga: Pemudik Disabilitas Kesulitan Buang Air Kecil di Kapal Milik Kemenhub

Jarak toilet pun sulit untuk dijangkau karena akses memiliki kemiringan yang tidak bisa ditempuh oleh pengguna kursi roda.

“Di setiap rest area disediakan toilet akses agar kami tidak basah-basahan. Sebab, toilet ini tidak bisa kami gunakan dan pasti sangat sulit buat penyandang paraplegia dan cerebral palsy,” ujar Widodo.

Hal yang sama diungkapkan Faisal Namin (42) pemudik dengan tujuan Solo, Jawa Tengah mengaku kesulitan untuk menjangkau toilet karena padatnya mobil di area parkir yang lalu-lalang di rest area.

Untuk mengakses toilet, Namin harus melewati jalan yang bersaingan dengan mobil yang ingin mengantri parkir.

Para penyandang disabilitas tersebut harus mendapatkan bantuan untuk masuk ke kamar mandi karena tidak terjangkau kursi roda.

Baca Juga: T3 Soetta dan Fasilitas Check In Garuda Belum Ramah Anak dan Disabilitas

Akibatnya penyandang disabilitas seperti Namin harus buang air kecil menggunakan plastik dengan menghadap ke arah kamar mandi.

Sementara Widodo harus turun dari kursi rodanya merangkak ke dalam kamar mandi ukuran 90 cm x 1,15 meter dengan pintu tetap terbuka. Begitu juga di toilet bagian perempuan Pungki harus turun dari kursi rodanya.

“Ruang kamar mandi tidak bisa dimasuki kursi roda, terpaksa saya harus turun,” ujar Pungki.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI