"Tadi kembalinya tenang sekali. Saya berkomunikasi yang terakhir. Panjang lebar. Meskipun deep sleep, air matanya di sini (sambil menunjuk ujung pelipis mata kiri Ani Yudhoyono)," kata SBY.
SBY berbicara lirih sambil menunjuk dadanya, "Seolah ada pertautan batin. Air mata saya pun sempat jatuh. Air mata cinta, air mata kasih, air mata sayang," ungkapnya menahan tangis.
2. Kain Batik Penutup Jasad Ani
Sesaat setelah meninggal dunia, jasad Ani Yudhoyono ditutupi menggunakan sebuah kain bercorak batik.
Dari pengakuan sang menantu, Annisa Pohan kain tersebut rencananya akan digunakan untuk seragam keluarga pada hari lebaran nanti.
Baca Juga: Sangat Sejuk, Inikah Momen Pertemuan Terakhir Megawati dan Ani Yudhoyono?
Ani Yudhoyono pun telah menyiapkan kain batik tersebut jauh hari sebelum ia divonis mengidap kanker darah dan dirawat di Singapura.
"Bahkan untuk lebaran tahun ini Memo sudah pesankan jauh hari sebelum beliau sakit dan kain batiknya baru saja jadi dan akan segera kami jahit untuk nanti berlebaran di Singapura," kata Annisa Pohan melalui akun Instagram.
Mempersiapkan seragam keluarga sudah menjadi tradisi bagi keluarga Yudhoyono, sosok Ani Yudhoyono lah yang biasa mempersiapkan kain yang akan digunakan untuk seragam keluarga.
"Sudah menjadi tradisi keluarga Yudhoyono, di setiap hari-hari khusus seperti peringataan hari ulang tahun Kemerdekaan 17 Agustus, Lebaran, serta special event-event keluarga kami, Memo selalu pilihkan kain Tradisional yang akan kami pakai dan khusus utk perempuan dipilihkan kain kebayanya," ujar Annisa.
3. SBY Tak Ingin Jauh dari Peti Ani
Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengakui SBY sendiri yang meminta agar jasad Ani Yudhoyono dibawa dari Singapura menuju ke Indonesia menggunakan pesawat Hercules. Alasannya lantaran SBY tak ingin berpisah dengan jasad sang istri.
Baca Juga: Viral Pelajar Pakai Mobil Berpelat Khusus Polri, Mabes: Nomornya Palsu
"Bapak (SBY) minta pakai Hercules saja supaya bisa bersama-sama di atas, kalau Boeing kan tidak boleh naik kargonya," kata Ferdinand Hutahaean.