Makna Salaman SBY - Megawati di Depan Liang Lahat Bu Ani versi Demokrat

Senin, 03 Juni 2019 | 14:28 WIB
Makna Salaman SBY - Megawati di Depan Liang Lahat Bu Ani versi Demokrat
Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) berbincang dengan Presiden Ke-5 Megawati Soekarnoputri (kanan) saat menghadiri pemakaman ibu negara Ani Yudhoyono di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama (TMP) Kalibata, Jakarta, Minggu (2/6). [Suara.com/Muhaimin A Untung]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Susilo Bambang Yudhoyono salaman dengan Megawati Soekarnoputri menjadi perhatian publik pasca Pilpres 2019. SBY dan Megawati bersalaman di depan liang lahat Ani Yudhoyono di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta saat pemakaman Bu Ani.

Partai Demokrat tidak melihat ada yang spesial dari salaman keduanya. Politisi Demokrat, Andi Arief mengatakan, tidak terkejut dengan momen salaman antara SBY dan Megawati. Pasalnya, ia berujar antara keduanya memang tidak ada konflik apa pun.

"Saya nggak terkejut karena Ibu Megawati dan Pak SBY ini hubungannya biasa-biasa saja dan tak ada sekat penghalang. Selama ini komunikasi baik langsung maupun tak langsung dilakukan," kata Andi Arief di kediaman SBY di Cikeas, Senin (3/6/2019).

Sebagaimana diketahui, hubungan antara SBY dan Mega dikabarkan retak sejak Pemilu 2004. Mengenai hal tersebut, Andi pun tidak menampik. Namun menurutnya, kondisi itu hanya sebatas perbedaan pandang dan posisi dalam berpolitik.

Baca Juga: SBY dan Megawati Salaman, Kematian Jadi Penyambung Silaturahmi yang Hidup

"Memang kita tahu bahwa Demokrat dan PDIP sejak 2004 sampai 2014 memang beda posisi. Satu berkuasa satu oposisi. Sehingga aroma antara oposisi dengan pengusaha masih berlangsung antara 2014 sampe 2019," kata Andi.

Kendati demikian, Andi beranggapan pada tahun 2019 ini posisi dalam berpolitik sedang diatur ulang. Sehingga antara oposisi dengan pihak penguasa dapat menjadi satu.

"Yang dulunya mungkin saja berkuasa bisa menjadi oposisi. Sekarang sedang di set up ulang. Menurut saya sudah kehendak sejarah pertemuan kembali untuk merajut kembali hubungan baru dalam politik," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI