Menristek Sebut Sudah Lama 10 Perguruan Tinggi Terpapar Radikalisme

Senin, 03 Juni 2019 | 13:56 WIB
Menristek Sebut Sudah Lama 10 Perguruan Tinggi Terpapar Radikalisme
Menristek Dikti Muhammad Nasir. (Suara.com/Adam Iyasa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir menyebut sebanyak 10 perguruan tinggi terpapar radikalisme sudah sejak lama. Sampai kin Kesepuluh pergguruan tinggi itu masih terpapar.

Kesepuluh perguruan tinggi itu adalah Universitas Indonesia, Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah, Institut Teknologi Bandung, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Brawijaya, Universitas Airlangga, dan Universitas Mataram.

"Sebenarnya sudah lama," ujar Nasir kepada Suara.com, Senin (3/6/2019).

Kemenristek Dikti telah melakukan berbagai upaya untuk menangkal paham radikalisme di lingkungan kampus di antaranya bela negara dan deklarasi kebangsaan. Namun belum berhasil.

Baca Juga: Wirathu, Biksu Radikal Anti-Muslim Myanmar Terancam Penjara Seumur Hidup

Kata dia ke depan semua perguruan tinggi perlu dipastikan tidak terdapat radikalisme dan diskriminasi.

"Maka dari itu Kementerian ke depan harus menjaga jangan sampai radikalisme di kampus berkembang," kata dia.

Lebih lanjut, Nasir meminta semua perguruan tinggi harus terus mengajarkan Pancasila sebagai ideologi negara dengan baik dan mengamalkan 4 pilar kebangsaan.

Kata Nasir, Empat pilar kebangsaan yakni Pancasila, NKRI, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika harus terus dijaga agar muncul generasi muda yang betul-betul memperhatikan kebersamaan hidup berbangsa dan terhindar dari radikalisme.

"Kampus harus mengajarkan Pancasila dengan baik, menjaga dan mengamalkan 4 pilar kebangsaan, tidak melakukan diskriminasi," tutur Nasir.

Baca Juga: Rachel Maryam ke Mahfud MD: Paling Gampang Tuduh Radikal dan Garis Keras

Selain itu, Nasir juga meminta agar perguruan tinggi menjaga kemajemukan serta meningkatkan kemampuan akademik untuk mencapai daya saing bangsa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI