Suara.com - Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menceritakan detik-detik terakhir menjelang Ibu Negara RI periode 2004-2014 Kristiani Herrawati alias Ani Yudhoyono wafat, di rumah duka Puri Cikeas, Bogor. Pernyataan ini menanggapi banyaknya pertanyaan yang dilontarkan masyarakat melalui media sosial mengenai kondisi Ibu Ani yang sempat membaik beberapa waktu lalu.
Ani Yudhoyono beberapa waktu lalu sempat diperbolehkan keluar ruang ICU Rumah Sakit National University Hospital (NUH) Singapura, dan tampak berjalan-jalan dengan kursi roda bersama SBY dan keluarga.
"Banyak yang bertanya 'Pak SBY kan kemarin ada tayangan di media sosial bahwa Bu Ani sudah kelihatan membaik perkembangannya," cerita SBY di depan Presiden Jokowi, mantan Presiden BJ Habibie, keluarga dan para pelayat di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (1/6/2019) tengah malam.
Baca Juga: Tangisan AHY dan Ibas saat Bawa Jenazah Ani Yudhoyono Memasuki Rumah Duka
SBY membenarkan sekitar tiga minggu lalu sebelum krisis, perkembangan kesehatan Ani Yudhoyono membaik. “Bahkan kami punya harapan Insya Allah bisa disembuhkan. Karena dokter mengatakan bahwa sel-sel kanker dalam tubuh Bu Ani menurun secara tajam," kata SBY.
Namun perkembangan kondisi kesehatan membaik ini tidak bertahan lama. “Tiga hari lalu, ada ledakan sel-sel kanker. Meningkat tajam sehingga para dokter kewalahan. Sehingga pada akhirnya masuk ICU," cerita SBY.
Ia kemudian menceritakan sempat berkomunikasi sebelum wafat dan direspons oleh istrinya, meski sedang dalam keadaan deep sleep.
"Subhanallah ananda Agus Harimurti Yudhoyono, Edhie Baskoro Yudhoyono (EBY) kami berkomunikasi. Mestinya dia tak bisa mendengar, tapi saya lihat di pelupuk matanya ada titik air matanya," kata SBY
Dia mengatakan sampai satu jam sebelum dipanggil, dirinya sampaikan kepada istrinya dengan kata-kata, saat itu dibius total sehingga tidak mudah berkomunikasi, namun SBY lihat pelupuk matanya ada titik-titik air mata. SBY juga menceritakan bagaimana air matanya jatuh di kening istrinya.
Baca Juga: Kaesang, Putra Presiden Jokowi, Melayat Ani Yudhoyono di Singapura
"Karena mungkin orang-orang yang disayangi itu masuk dalam hati dan pikirannya. Kami katakan 'memo, kami semua ada di sini', air mata yang jatuh adalah air mata cinta, air mata sayang," tutur SBY.