Perjuangan Ani Yudhoyono, Transfusi Darah Tiap Hari dan Masuk Ruang Isolasi

Sabtu, 01 Juni 2019 | 13:30 WIB
Perjuangan Ani Yudhoyono, Transfusi Darah Tiap Hari dan Masuk Ruang Isolasi
Momen mengharukan SBY merawat dan mendampingi Ani Yudhoyono di rumah sakit Singapura. (Instagram)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kabar duka datang dari keluarga Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sang istri yakni Ani Yudhoyono menghembuskan napas terakhirnya di National University Hospital, Singapura, Sabtu (1/6/2019).

Kepergian Ani Yudhoyono menyisakan duka mendalam di hati keluarga. Sudah hampir empat bulan lamanya Ani Yudhoyono menjalani perawatan intensif di Singapura, ia divonis mengidap kanker darah.

Kabar duka disampaikan pertama kali oleh politisi Partai Demokrat Andi Arief. Melalui akun Twitter miliknya @andiarief_, ia membagikan kabar dukua kepergian Ani Yudhoyono.

"Innalilahi wainnailaihi rojiun, Bu Ani telah meninggal dunia pada 11.50 waktu Singapura," cuit Andi.

Baca Juga: Permintaan Haru SBY Sebelum Jenazah Ani Yudhoyono Dimakamkan Besok

Rekomendasi Dokter Kepresidenan

Ani Yudhoyono dilarikan menuju ke National University Hospital, Singapura sejak 2 Februari 2019. Keberangkatan Ani Yudhoyono untuk menjalani pengobatan intensif di Singapura atas rekomendasi dari dokter kepresidenan dan atas persetujuan Presiden Joko Widodo.

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, Ani Yudhoyono mengidap kanker darah. Ani Yudhoyono pun harus menjalani serangkaian pengobatan hingga kemoterapi untuk mencegah penyebaran kanker ke organ vital di dalam tubuhnya.

Transfusi Darah Setiap Hari

Menantu Ani Yudhoyono, yakni Annisa Pohan mengungkapkan bahwa Ani Yudhoyono harus menjalani transfusi darah setiap hari. Stok darah yang diperlukan untuk menunjang transfusi darah pun begitu banyak.

Baca Juga: Ani Yudhoyono Meninggal Dunia, Ridwan Kamil: Pak SBY Semoga Sabar

"Donor darah beliau hampir setiap hari, transfusi darah ataupun trombosit. Ini pergantian selang-seling," ujar Annisa Pohan.

Ani Yudhoyono. (@aniyudhoyono/instagram)
Ani Yudhoyono. (@aniyudhoyono/instagram)

Beruntung, Ani Yudhoyono mendapatkan donor darah setiap harinya dari masyarakat secara sukarela. Donor darah itulah yang menjadi penolong bagi Ani Yudhoyono.

"Kami sangat menghargai orang-orang yang mendonorkan darah dengan sukarela itu. Kami sebagai keluarga apalagi ibu Ani yang merasakannya langsung manfaat dari darah-darah tersebut," ungkap Annisa Pohan.

Masuk Ruang Isolasi

Kondisi kesehatan Ani Yudhoyono pun terus dipantau oleh tim dokter di Singapura. Ani Yudhoyono sempat ditempatkan di ruangan isolasi untuk menjaga agar tidak ada penyakit baru yang masuk ke dalam tubuhnya.

Selama menjalani pengobatan, SBY selalu setia mendampingi sang istri. Saat berada di dekatnya, ia harus menggunakan masker penutup untuk menjaga agar tidak ada penularan virus dari orang.

Diizinkan Berkeliling RS

Usai menjalani pengobatan selama 3 bulan lamanya, kondisi kesehatan Ani Yudhoyono berangsur membaik. Ani Yudhoyono pun mendapatkan kesempatan untuk keluar dari ruang perawatan.

Ani Yudhoyono diizinkan berkeliling di sekitar rumah sakit merasakan udara bebas. Momen tersebut pun tak disia-siakan oleh Ani Yudhoyono.

hasil bidik layar foto Ani Yudhoyono saat genggam SBY. (@aniyudhoyono).
hasil bidik layar foto Ani Yudhoyono saat genggam SBY. (@aniyudhoyono).

Dalam beberapa foto yang diunggah di akun Instagramnya, Ani Yudhoyono tampak begitu menikmati momen tersebut. Selama kurang lebih 2 jam lamanya ia duduk di taman dekat rumah sakit didampingi oleh SBY dan Annisa Pohan.

Kondisi Menurun hingga Masuk ICU

Hanya beberapa hari berselang, kondisi tubuh Ani Yudhoyono pun dikabarkan menurun. Ia langsung dilarikan menuju ke ruang Intensive Care Unit (ICU) pada Rabu (29/5/2019).

Ani Yudhoyono mengalami demam tinggi, kondisi tubuhnya pun memburuk sehingga harus mendapatkan perawatan intensif. Sehari berselang, kondisi tubuh Ani Yudhoyono sempat membaik.

Namun, secara tiba-tiba kondisi Ani Yudhoyono kembali memburuk hingga tidak sadarkan diri pada Jumat pagi. Seluruh anggota keluarga, yakni kedua anaknya Agus Harimurti Yudhoyono dan Edhie Baskoro Yudhoyono beserta anak istri langsung bertolak ke Singapura mendampingi Ani Yudhoyono.

Ani Yudhoyono saat berada di Rumah Sakit National University Hospital, Singapura. [Instagram @aniyudhoyono]
Ani Yudhoyono saat berada di Rumah Sakit National University Hospital, Singapura. [Instagram @aniyudhoyono]

"Kondisi Ibu sejak 3 hari lalu naik turun. Pagi drop siang menjelang sore baik besoknya begitu lagi. Ini hari ketiga, hari ini sedikit lebih menurun dibanding kemarin," kata Wakil Sekretaris Partai Demokrat Renanda Bachtar pada Jumat.

Namun ternyata takdir mengatakan hal lain. Setelah menjalani berbagai pengobatan intensif, perjuangan Ani Yudhoyono mencapai batas akhir.

Ani Yudhoyono menghembuskan napas terakhirnya pada Sabtu (1/6/2019) pukul 11.50 waktu Singapura usai berjuang melawan kanker darah sejak awal 2019. Rencananya, jenazah akan dimandikan dan disalatkan di masjid Kedutaan Besar Republik Indonesia di Singapura.

Jenazah Ani Yudhoyono akan dibawa ke Indonesia pada Minggu (2/6/2019) pukul 7.00 waktu Singapura dan diperkirakan tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma pukul 8.00 WIB. Setibanya di Indonesia, Ani Yudhoyono akan dibawa ke rumah duka di Cikeas, Jawa Barat untuk disalatkan kemudian dibawa menuju tempat peristirahatan terakhirnya di Tempat Makam Pahlawan Kalibata.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI