Suara.com - Tradisi kontes bandeng di kabupaten Gresik sudah di adakan sejak ratusan tahun lalu yang menjadi salah satu dari tradisi budaya masyarakat Gresik di bulan Ramdan menjelang hari raya Idul Fitri.
Puluhan ekor bandeng milik petambak seluruh kabupaten Gresik dengan berbagai ukuran dan berat diperlombakan untuk mencari bandeng yang paling berat untuk menjadi juara.
Kemudian usai kontes, bandeng-bandeng tersebut akan di sumbangkan ke pengurus masjid Jami dan pondok pesantren yang ada di Gresik.
Kontes bandeng yang diadakan pada hari Jumat (31/5/2019) malam itu, bandeng berbobot 7,8 kg milik Saifullah Mahdi petambak bandeng asal Dusun Sumbersuci, Pangkah wetan, kecamatan Ujung Pangkah, kabupaten Gresik dinobatkan menjadi juara kontes bandeng 2019.
Baca Juga: Istana Negara Pindah ke Gresik, Ini Fasilitasnya
Bandeng milik Mahdi mengalahkan bandeng Rizal Kamal seberat 7,6 kg dan Muhammad Irfan yang memiliki bandeng seberat 5,3 kg yang sama-sama petambak asal kabupaten Gresik.
Usai kontes, Mahdi mengaku bangga bandeng miliknya dinobatkan menjadi juara, membutuhkan waktu sembilan tahun untuk memelihara bandeng di tambak untuk menjadi besar.
Selain itu, dibutuhkan perawatan yang ekstra untuk merawat bandeng ukuran jumbo, harus benar-benar dipantau pemeliharaannya mulai dari makanan hingga pemeliharaan air tambak.
"Sembilan tahun saya merawat bandeng ini. Butuh tenaga ekstra, perawatan yang terpantau mulai dari air tambak, makan hingga menjadi besar dan saya ikutkan dalam kontes bandeng tahun ini," kata Mahdi.
Di tempat yang sama, Bupati Gresik Sambari Halim Radianto mengatakan, kontes bandeng ini sebagai tradisi tahunan yang selalu dilaksanakan Pemkab Gresik. Warisan budaya yang selalu dilaksanakan setiap akhir Bulan Ramadhan.
Baca Juga: 5 Tradisi Perayaan Lebaran di Dunia, Bikin Kumpul Keluarga Tambah Meriah
"Ini adalah tradisi kita. Sejak saya belum lahir pun pasar bandeng ini sudah ada. Jadi sampai kapan pun tetap ada. Bahkan tiap tahun hadiahnya akan ditambah," ujarnya.