Suara.com - Mudik sudah menjadi salah satu tradisi bagi warga perantauan yang tinggal di perkotaan. Jelang Hari Raya Idul Fitri tiba, para perantau berbondong-bondong kembali ke kampung halaman menemui sanak keluarga.
Melakukan perjalanan mudik menggunakan sepeda motor masih menjadi idola bagi sebagian perantau.
Selain lebih hemat, mudik menggunakan sepeda motor bersama rombongan juga dinilai terasa lebih mengasyikkan.
Tak jarang, para pemudik motor membuat tulisan-tulisan lucu yang mereka pasang di bagian belakang kendaraan.
Baca Juga: Hapus Operasi Yustisi, Anies Minta Perantau Punya Keahlian
Bahkan, tak sedikit pula tulisan tersebut yang viral dan sorotan warganet di media sosial.
Salah satunya adalah tulisan yang dipasang oleh pemudik motor asal Solo ini. Dengan menggunakan tas gunung berukuran besar, ia memasang tulisan dengan menggunakan bahasa Jawa.
"Sak adoh-adohe lungo tetep eling wong tuo. Wong tuo ora butuh bondo tapi butuh anak'e teko (Sejauh-jauhnya pergi tetaplah ingat orang tua. Orang Tua nggak butuh harta benda, tapi butuh anaknya pulang)".
Tak hanya itu, pemudik dengan plat nomor asal Yogyakarta ini juga membuat tulisan cukup unik.
Setelah hidup di perantauan belum menemukan sosok calon pendamping, ia mengganti calon mantu untuk orang tuanya dengan kardus. Boleh juga.
Baca Juga: Wiranto Duga Seruan Referendum karena Suara Partai Aceh Merosot
"Sepurane buk! Laek iso nggowo kardus sak isine, mergo durung nemu mantu sak besane (Maaf bu! Baru bisa bawa kardus beserta isinya, sebab belum bisa menemukan mantu beserta besan)".