Suara.com - Jumat (31/5/2019) pagi sekitar pukul 09.00 WIB penumpang sudah memadati Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat. Tri Laksono (50), pria penyandang disabilitas itu terus mengayuh tongkatnya hingga menuju pintu gerbang 1 keberangkatan Stasiun Pasar Senen.
Tri ialah satu dari sekitar 141 ribu penumpang yang tercatat meninggalkan Jakarta menuju kampung halaman di musim mudik lebaran 2019 dari H-10 hingga H-5 hari ini.
Tri mengaku dengan keterbatasannya ia merasa terbantu dengan kemudahan akses fasilitas yang diberikan oleh pihak pengelola Stasiun Pasar Senen. Tri juga mengatakan sempat ditawari bantuan oleh porter untuk diantar dengan menggunakan kursi roda.
Namun, Tri menolak, karena dirinya merasa masih bisa untuk berjalan sendiri dengan tongkatnya.
Baca Juga: Ribuan Pemudik Cicipi Kemewahan Dermaga Eksekutif Pelabuhan Merak
"Fasilitasnya baik kok, saya sebagai penyandang disabilitas sangat terbantu. Tadi juga sempat ditawari naik kursi roda tapi saya menolak karena saya masih bisa. Intinya saya sih nggak merasa kesulitan lah," kata Tri.
Menurut pengakuan Tri, dia sudah 13 tahun merantau ke Cibinong, Bogor. Di sana Tri bersama istrinya membuka usaha warung makan.
Keputusan itu harus diambilnya ketika gempa berkekuatan 5,9 skala richter mengguncang Jogjakarta pada 2006. Secara tidak langsung hal itupun turut berdampak kepada perekonomian keluarga. Sejak itulah Tri dan istri merantau ke Cibinong dan membuka usaha warung makan.
"Sudah lama bukan warungnya, pokoknya pas gempa Jogja tahun 2006 itu lah," ucapnya.
Di mudik lebaran tahun ini selain bersama sang istri dia juga didampingi oleh satu orang anak laki-lakinya Bagus (25). Bagus kata Tri, sengaja datang ke Bogor untuk menjemput dirinya.
Baca Juga: Mudik saat Puasa? Ini Tips Memilih Makanan untuk di Perjalanan
Tri mengaku tak ada oleh-oleh istimewa yang hendak dibawa dari perantauannya ke kampung halaman. Tri mengatakan hanya membawa beberapa baju untuk keluarga dan cucunya di kampung.
"Nggak bawa apa-apa cuma baju aja titipan cucu," ucapannya.